The news is by your side.

Isi Lengkap Pidato Pengunduran KH. Ma’ruf Amin dari Rais Am

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

الحمد لله حق حمده والصلاة والسلام على خير عبده وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم وعيده أما بعد

Semenjak menerima amanah dari Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, tahun 2015 sebagal Rais ‘Aam, saya ber’azam mewakafkan diri saya untuk menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya. Tugas utama menegakkan dan menjaga manhajul fikri dan manhajul harakah di lingkungan NU menjadi fokus kerja saya selama ini.

Melalui penguatan institusi Syuriah di setiap jenjang kepengurusan, agenda untuk lebih memantapkan pemahaman dan pengamalan Ahlusunnah Wal-jamaah an-Nahdliyah bagi warga NU dilakukan secara terstruktur, sistematis dan berkelanjutan. Sedangkan upaya mengefektifkan organisasi, saya lakukan dengan terus mendorong dan menggerakkan pengurus tanfidziyah dan lembaga/banom di bawah NU untuk terus berupaya menjalankan program kerja hasil Muktaramar di Jombang. Dalam hitungan saya, selama waktu lima tahun periode kepengurusan, program kerja amanah Muktamar NU di Jombang harus sudah terlaksana semua.

Tapi rupanya Allah subhanahu wata’ala berkehendak lain. ‘Azam saya untuk menuntaskan amanah tersebut sulit untuk terlaksana. Sebagaimana maklum beberapa bulan terakhir saya dihadapkan pada situasi amat sulit yang saya harus pilih salah satunya. Tugas sebagai Rais ‘Aam merupakan amanah yang amat mulia bagi semua kader NU, tak terkecuali saya. Namun di sisi lain, ada situasi yang saya sebagai kader NU tidak bisa menghindar. Bangsa dan Negara memanggil saya untuk memberikan pengabdian terbaik dengan dicalonkan sebagai Wakil Presiden.

Saya dididik di lingkungan pesantren yang memegang teguh keyakinan bahwa apabila Bangsa dan Negara memanggil untuk mengabdi, maka siapapun harus tunduk dan patuh. Sebelum menerima panggilan tersebut, saya meminta arahan dan saran dari banyak masyayikh dan para kiai. Semua menyarankan agar saya menerima panggilan tersebut. Karena hal itu merupakan kesempatan terbaik untuk membawa manhajul fikri dan manhajul harakah NU ke ranah yang lebih luas, yaitu ranah berbangsa dan bernegara. Dengan tekad bulat, saya merelakan diri untuk menjalankan petunjuk masyayikh dan para kiai tersebut. Meskipun berat saya akhirnya menerima panggilan sebagai calon Wakil Presiden.

Konsekuensinya, saya harus mundur dari tugas sebagai Raas ‘Aam, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU. Saya tunduk dan patuh terhadap aturan AD/ART tersebut. Setelah resmi dinyatakan sebagai calon wakil presiden, terhitung mulai hari ini saya menyatakan mengundurkan diri sebagai Rais Aam. Untuk selanjutnya, tugas-tugas Rais Aam akan dilaksanakan Wakil Rais Aam, sebagaimana diatur oleh AD/ART.

Meskipun demikian, perlu saya sampaikan bahwa di manapun dan sampai kapanpun saya adalah kader Nahdlatul Ulama. Pilihan saya ini merupakan jalur perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih luas. Semoga Allah subhanallah wata’ala memberikan keberkahan dan kelancaran. Amiin.

Demikian dan terimakasih.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 12 Muharram 1440 H
22 September 2018

Hormat kami,
Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.