Jejak Pesantren Tatar Sunda Pra Kemerdekaan : Kabupaten Garut
Di Kabupaten Garut, ada beberapa pesantren tua yaitu Pesantren Sunan Rohmat Suci, Pesantren Takhasus, Pesantren Keresek, Pesantren Cipari, dan Pesantren Darussalam. Melalui pesantrennya yang berbasis di daerah Godog, Sunan Rohmat Suci atau Sunan Godog, menyebarkan agama Islam di daerah Garut yang sebelumnya sudah dilakukannya di daerah Bogor dan Sukabumi. Hal yang sama dilakukan juga oleh Sunan Jafar Sidiq yang menyebarkan agama Islam di daerah Garut dengan membangun Pesantren Takhasus.

Pesantren Keresek adalah sebuah pesantren tertua yang masih dapat ditelusuri keberadaannya di Kabupaten Garut. Pesantren Keresek diperkirakan telah ada sejak tahun 1827 dengan pendirinya adalah K. H. Nurhikam. Sampai dengan saat ini Pesantren Keresek telah dipimpin oleh enam generasi. Yang pertama adalah K. H. Nurhikam. Ia disamping sebagai pendiri, juga merupakan figur kiyai yang dapat disebut sebagai peletak dasar dari keberadaaan Pesantren Keresek.
Selanjutnya penerus kedua dari Pesantren Keresek adalah K. H. Nahrowi, anak dari K. H. Nurhikam. Pasca meninggalnya K. H. Nahrowi, kepemimpinan pesantren ini dilanjutkan oleh K. H. Tobri. Ketiga kiyai pimpinan pesantren ini hidup pada masa pemerintahan Belanda. Kemudian setelah K. H. Tobri meninggal dunia, kepemimpinan pesantren ini diteruskan oleh keturunannnya, yaitu K. H. Busyrol Karim, K. H. Hasan Basri, dan K. H. Usman Affandi. Sebagai pesantren yang terbilang tua, Pesantren Keresek telah banyak melahirkan ulama yang berperan di dalam mengembangkan syiar agama Islam di daerah Garut dan sekitarnya.

Selanjutnya adalah Pesantren Cipari dan Pesantren Darussalam, Wanaraja. Kedua pesantren ini adalah dua pesantren tua yang memiliki pengaruh cukup besar di Kabupaten Garut setelah Keresek. Kedua pesantren ini telah banyak membawa perubahan dalam bidang keagamaaan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Pesantren Cipari didirikan oleh K. H. Harmaen pada tahun 1931. Ia adalah seorang tokoh ulama besar bagi masyarakat Kabupaten Garut.

Begitu juga dengan Pesantren Darussalam. Pesantren ini telah berdiri sejak tahun 1939. Pada masa Hindia Belanda, Pesantren Darussalam telah menjadi basis kegiatan pergerakaan di dalam melawan Belanda di daerah Garut.
Pesantren Darussalam didirikan oleh ulama kharismatik, KH Yusuf Tauziri. Tokoh yang memiliki nama kecil Damiri ini memulai kiprah dakwah dan perjuangannya sejak pulang haji dari Tanah Suci, tepatnya pada 1923. Di awali dengan mengubah nama panggilan, ia pun lantas mendirikan Masjid serta Pondok Pesantren Darussalam di Wanaraja, Garut.
Masukan min, untuk KH. YUSUF TAJIRI itu bukan pondok cipari, tapi darussalaam.
Tambahkan juga pondok pesantren Annajaat Sumur Sari, pendirinya KH. AHMAD MAHALLY pada tahun 1911 M / 1329 H
Siap kang… saya tambahkan KH Yusuf sebagai pendiri PP Darussalam sekaligus pendiri Laskar Darussalam. Dalam penuturan lain, Beliau pernah hijrah ke PP Cipari dan mungkin pernah juga memimpin PP Cipari. Beliau ulama luar biasa, ulama Kharismatik, menurut saya mah layak jadi pahlawan Nasional, bukan cuma diabadikan namanya sebagai nama jalan.
Meskipun Beliau kenal baik dengan Kartosuwiryo, bahkan sebagian menyebutkan bersahabat, namun Beliau dengan tegas menolak ajakan Kartosuwiryo untuk bergabung dalam konsep khilafah ala DI/TII dan tetap teguh memilih NKRI. Sampai-sampai PP Darussalam diserbu dan dikepung oleh sahabatnya sendiri itu. Tak kurang 3.000-an gerombolan DI/TII mengepung masjid dan Pasantren Beliau, dimana Beliau juga menampung dan harus melindungi warga sekitar. Bisa disebut mukjizat pertolongan Allah dan izin-Nya atas karomah Beliau, modal 7 pucuk senapan dan 2 peti granat bisa menahan serbuan hingga subuh sampai bala bantuan tentara Siliwangi tiba di lokasi.
kalau yang pondok pesantren Annajaat Sumur Sari, pendirinya KH. AHMAD MAHALLY pada tahun 1911 M / 1329 H.. kita akan telusuri dulu ya Kang.. haturnuhun infona…