KH. Olan Maulana Pesantren Miftahul Hasanah Solokan Jeruk
Pesantren Miftahul Hasanah yang kemarin Minggu, tanggal 12/03/2023 bada Magrib kita sambangi, sampai dengan pukul 21.00, oleh tim dari LTN NU Kabupaten Bandung, berlokasi di Cisarua Girang, Desa Langen Sari, Solokan Jeruk, kabupaten Bandung. Dengan titik koordinat di google map, https://maps.app.goo.gl/kdQUDiB3Up76WgH66 .
Pesantren Miftahul Hasanah ini menempati lahan dengan luas tanah kurang lebih 3000 M2, dan santri mukim baik santri lelaki, maupun santri watinya, keseluruhan berjumlah 200 orang, dan di aping oleh 12 orang guru, sebagai tenaga pendidik di pesantren tersebut.
Pesantren ini, ternyata telah berusia 10 tahun keberadaannya.
Berada jauh di tengah pemukiman penduduk, jauh dari Jalan raya, dengan hamparan sawah yang berada di samping dan belakang pesantren tersebut, hingga jika kita kesana, akan sangat terasa, kental suasana perkampungnya.
Didirikan Oleh KH. iing Sholihin pesantren Miftahul Hasanah ini, pada tahun 2013, dan di pimpin sekarang oleh KH. Olan Maulana Hasan Basri yang merupakan putra ke 2 dari 3 Bersaudara.
Putra dari pasangan suami istri bapak Eman Suherman (alm) dan Ibu Ooh Sati’ah dari Pangkalan Ciawigebang Kuningan, sedangkan istrinya bernama Ustdzh Iik Thoriqotul Falah.
Putri Ke 2 dari 7 Bersaudara, dari Pasangan Suami Istri Kh. iing Sholihin dan Hj. iis Syarifah.
Adapun kakak ipar dari KH. Olan Maulana ini, adalah ;
1. KM (Kiyai Muda) Atif Ach. Tiftazani : Pimpinan MIFTAHUL FALAH – Kecamatan Paseh.
Adik ipar beliaunya adalah;
2. KM. Irfan Hilmi – Sifa Majeed. (Pesantren Miftahul Khoer – Majalaya)
3. Kh. Ali Husen – Hj. Laila Dalfa ( Pesantren An Nihayah – Rawamerta Karawang)
4. KM. Ahmad Rifa’i – Ustdzh. Tesy dwi Lestari. (Pst. Miftahus Salamah – Majalaya)
5. Ustdzh. Nisa Fauziyah – KM. Arif Ja’farudin (Pst. Miftahul Bayan – Ibun)
6. Ust. Asep Kamil Faizin (Belum Nikah)
Sebagai seorang pimpinan pondok pesantren Miftahul Hasanah, Khyai Muda Olan Maulana ini sangat potensial, dia menjadi harapan sebagai kader pengerak terbaik yang di miliki warga Nahdliyin, NU kabupaten Bandung.
Keberadaan Pesantren Miftahul Hasanah, sangat menitik beratkan untuk konsisten pada ciri kesalafiannya, dengan terus mengejar sertifikasi bagi pesantrennya, dan bercita-cita besar, ingin tetap menjadi Pesantren Salaf (mengikuti khas kultur ulama terdahulu) tapi yg bermanajemen modern.
Maka untuk itu, pesantren berusaha mengikuti perkembangan zaman dan alur perundang-undang kepemerintahan dalam hal ini kementrian Agama, dengan memenuhi persyaratan UU. Pesantren No.8 tahun 2019 Yaitu Program PDF (Pendidikan Diniyah Formal) atau kata lain Pesantren Salafiyah Formal Tingkat Wustho dan ‘Ulya, yang Berijazahkan ijazah Negara setara dengan tingkat SMP dan SMA. Sehingga bisa di terima di Jenjang Pendidikan tinggi Selanjutnya.
Hingga beberapa waktu kemarin, ia berhasil mendapatkan sertifikasi untuk pondok pesantrennya, sehingga santri yang menempuh pendidikan di Pesantren Miftahul Hasanah yang bercorak Salafiyah ini, lulusannya tersebut, di akui oleh Kemenag, disetarakan dengan telah menempuh pendidikan formal baik di tingkat SMP maupun SMA. Sehingga keilmuan santri, fokus untuk menerima keilmuan yang diberikan oleh Pesantren Salafiah dari mengkaji kitab kuning.
Pesantren Miftahul Hasanah, memberikan pendidikan pesantren non formal dikenal dengan pendidikan pesantren salafiyah yang berbasis pada pengajian kitab kuning. Sedangkan pendidikan pesantren formalnya terdiri dari Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan Satuan Pendidikan Mu’adaalah (SPM) yang untuk Wustha (setara SMP/MTs), dan Ulya (setara SMA/MA).
Menariknya dari sosok KH. Olan Maulana ini, sanad keilmuannya ia dapat dari Pesantren di Manonjaya, “Miftahul Huda” Tasikmalaya, sehingga terikat hubungan emosional yang sangat erat, dengan keluarga mama KH. Choer Affandi, atau uwa Ajengan tersebut.
Selama 11 Tahun ia mesantren di sana (Manonjaya) sebagai santri, KH. Olan Maulana memiliki pengalaman pilu, di mana ia tak sekalipun di tengok orang tuanya selama ia nyantri, dimana orang tuanya itu, harus berjuang mencari Nafkah secara ekstra keras, karena berprofesi sebagai tukang becak di daerah Jakarta, dimana ayahandanya itu, harus berjuang untuk menjadikan anaknya berhasil mendapatkan bekal ilmu bagi masa depannya.
Berperih meraih ilmu, akhirnya membuahkan hasil, Berdirinya Pesantren Miftahul Hasanah, yang begitu megahnya, tampa satu sen pun ada dana bantuan dari Pemerintah, merupakan bukti dari Allah SWT, yang selalu memberi jalan bagi hambaNya yang Soleh dan bertaqwa, disamping keberkahan dari kemaslahatan dan kebermanfaatan ilmu yang ia telah peroleh, selain itu pula, dukungan keluarga besar mertuanya, yang juga memiliki pesantren di daerah Paseh Majalaya, telah membuka jalan baginya, mendapat amanah mengelola lahan wakaf dari salah seorang Aghnia, yang cucunya mendapat jalan kebaikan dengan mesantren di Pesantren mertuanya tersebut, di mana cucu Aghnia ini mendapat bimbingan KH muda, Olan Maulana saat itu.
Pesan, nasehat dari orang tuanya yang selalu di ingat oleh KH Olan Maulana adalah;
“Kahade Maneh Kudu Bisa Nitipkeun diri di Pangumbaraan,
ku cara,
1. Ulah Embung ngucapkeun Punten ka saha wae pas ngaliwat di jalan.
2. Kudu Marahmay budi
3. Kudu Akuan ka sasaha
4. Lamun maneh di bere amanah jadi tukang ceramah kahade Ulah ngbrolkeun politik di panggung, ulah ngagogoreng pamarentah, hiyap sakabeh golongan.
5. Kudu alus ka Mertua, kudu akur jeung dulur.
6. Kudu sering manggihan guru maneh di Manonjaya.
Amalan yang Khas, yang jadi rutinitas KH Olan Maulana amalkan adalah mengamalkan
• Tiap selesai Sholat selalu dawam membaca do’a
اللهمّ اغفر لى ذنوبي ولوالديّ وارحمهما كما ربّياني صغيرا
(Do’a ampunan untuk kedua Org tua)
• Dawam Bersedekah Makanan Manis (Opieun) Setelah Jum’at Pada Para Santri dan Santriyah serta Ustad Stempat.
• Ngurus Anak Yatim
• Dawam Bersedekah Pada Org
• Dawam Bersedekah Pada Guru
Pesantren Miftahul Hasanah memiliki ciri khas membaur dengan masyarakat, pesantren ini sengaja membuka diri, tidak bersekat, dan berjarak dengan ciri di batasi tembok seperti pesantren lainnya.
Saling bersinergi dengan masyarakat setempat.
Membangun kesefahaman kesadaran sosial, dan terus membangun ukuwah yang semakin lekat dengan penduduk sekitar.
Dan ini bisa di dilihat, jika ada peringatan Maulid Nabi, seluruh penduduk berbondong-bondong datang dengan membawa apa yang bisa mereka nikmati bersama, sebagai hal yang membahagiakan.
Semangat KH. Olan Maulana pemilik Pesantren Miftahul Hasanah, adalah semangat memberi pendidikan dengan biaya terjangkau untuk masyarakat di kabupaten Bandung. Sehingga ia berupaya keras, menjaga komitmennya, untuk memajukan anak-anak generasi penerus bangsa, agar mendapatkan pendidikan yang cukup, yang memberi bekal ilmu, untuk menjadikan para santrinya, menjadi manusia Soleh, dan bermanfaat bagi Agama, nusa bangsa dan negara.
Komitmen membantu itu yang ia Istiqomahkan !
Itu karena ia pun merasakan, bagaimana rasa pahitnya saat dahulu ia menjadi santri, dimana keluarganya harus berjuang sekuat tenaga, agar ia berhasil menempuh pendidikan di pesantren Manonjaya, menimba ilmu agama dengan keperihan, karena keluarganya memiliki kekurangan secara finansial saat itu.
Saat ini, ia telah memiliki Lembaga pendidikan, Pesantren Miftahul Hasanah, dan tiba masanya, KH. Olan Maulana mensyukuri nikmat Allah itu, dengan membantu banyak kalangan orang tua yang ingin anak-anaknya, putra putrinya menimba ilmu masuk ke pesantren.
Dengan biaya masuk yang sangat terjangkau, hanya dengan 500 ribu rupiah, dan biaya bulanan 350 rupiah, sudah sekaligus termasuk biaya makan dua kali sehari, membuat banyak para orang tua terbantu anaknya, untuk mendapatkan pendidikan dengan ilmu agama yang mumpuni.
Perjuangan KH. Olan Maulana yang asal Kuningan ini, merupakan upaya dari Kyai muda tersebut, dalam membantu agar generasi muda Islam, mendapatkan kemudahan dalam masuk ke dunia pesantren dengan keterjangkauan biaya yang bisa di penuhi oleh orang tua para santrinya.
Olan Maulana, Khyai muda yang sarat dengan aktivitasnya di organisasi ke NU-an, di bidang keorganisasian, ia menjabat sebagai wakil ketua LDNU kabupaten Bandung, ia juga menjabat sebagai pengurus Masjid Besar kota Bandung.
KH Olan Maulana merupakan gambaran dari Khyai pemilik pesantren yang sangat antusias memanfaatkan keberpihakan pemerintah dengan mengeluarkan Undang-undang Kepesantrenan, yang mana sangat memayungi dan menjaga ciri khas dari Pesantren, yang sudah sejak lama menjadi ujung tombak membangun kesolehan sosial, yang menghasilkan insan taqwa dan berkarakter yang mampu menjaga Marwah agama, dari rongrongan budaya hedonisme yang mewabah di kalangan dunia pendidikan keagamaan yang bercorak pesantren, di luar pesantren salafi ini.
Harapan orang tua adalah menjadikan anaknya anak-anak yang Soleh, dan kesolehan itu pun, mencontoh para alim ulama yang mengajari mereka ilmu.
Di Pesantrennya semua santri ada dari semua golongan masyarakat, baik dari yang kelas atas, maupun masyarakat kelas bawah. Baik dari daerah setempat, maupun dari daerah sekitarnya yang jauh dari pesantren.
Sehingga harapan para orang tua, menjadikan anaknya ahli ilmu agama, dengan nyantri di pesantren Miftahul Hasanah, bisa tercapai berkat masih adanya, para ulama yang memberi contoh baik, kesederhanaan, mau berjuang membantu menegakan agamaNya, dengan mengajarkan ajaran kesederhanaan hidup cara Nabi, para sahabat, dan kalangan ulama salaf.
Dengan demikian, para santri akan mencurahkan segenap kemampuannya, mencari ilmu, tampa ia pun khawatir dengan keterbatasan orang tuanya secara finansial, sebab menimba ilmu di pesantren Miftahul Hasanah ini, biayanya terjangkau bagi semua kalangan.
Alhamdulillah.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn