Melek Teknologi dan Literasi, Kebutuhan Pelajar NU Masa Depan

Kudus, NU Online
Pelajar Nahdlatul Ulama di era milenial harus melek terhadap teknologi yang makin berkembang pesat. Pada saat yang sama juga memeiliki ketahan informasi lantaran berkembangnya hoaks. Karenanya, melek literasi juga harus beriringan.
Pandangan ini mengemuka pada rembuk organisasi yang diselenggarakan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Jepang, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (1/6).
“Untuk meluruskan hal-hal yang berbau hoaks, kita harus suguhi masyarakat dengan suatu kebenaran yang kita luruskan melalui konten yang baik dan tak menjerumuskan,” kata Afif Sholeh.
Menurutnya, beberapa tahun ini, masyarakat sering dihadapkan dengan kabar bohong atau hoaks. “Untuk itu kita harus mengupayakan melek teknologi dan literasi,” jelasnya.
Peserta lain yakni Afshol mengajak pengurus IPNU-IPPNU mengisi media social dengan konten bermutu. “Lebih-lebih, penawaran sosial media makin variatif, misalnya Facebook, Instagram, WhatsApp dan lain sebagainya, untuk itu kita harus mengisi konten semua medsos dengan konten yang baik dan mengajarkan hal yang mendidik,” ujar pengurus IPNU Cabang Kudus tersebut.
Sementara Deny Widya Vindiyanto menjelaskan bahwaIPNU-IPPNU adalah organisasi bersama, organisasi yang menampung para pelajar untuk berkumpul secara aktif dan selalu dalam ranah positif.
Selain rembuk organisasi dengan alumni IPNU-IPPNU, menutup kegiatan Ramadan 1440 H dengan bagi takjil.
Selama Ramadan tahun ini, IPNU-IPPNU Jepang rutin menggelar ngaji kitab Taqrib (al-Ghayah wa at-Taqrib) yang disampaikan Ustaz Sholahuddin.
“Dan kegiatan sore ini, menjadi kegiatan pamungkas kami, sebelum tiba Idul Fitri,” terang Budi Pujiyanto, Ketua IPNU-IPPNU Jepang.
Sore itu turut dibagikan ratusan takjil yang terpusat di Pertigaan Jepang dan disambung dengan rembuk organisasi dan buka bersama, “Alhamdulillah, selama Ramadan ini rekan-rekanita sudah solid, untuk ngaji bareng,” jelasnya.
Pada rembuk organisasi, sengaja mengundang alumni lintas periode untuk menjawab berbagai persoalan dan hal-hal lain untuk menggugah roda organisasi agar semakin baik.
“Mari kita bangun organisasi ini untuk lebih baik lagi, NU ini milik kita semua, milik seluruh bangsa, dengan kegiatan urun-rembuk semacam ini, akan meningkatkan kesolidan untuk menciptakan pelajar-pelajar nusantara yang lebih gemilang, khususnya di Jepang,” tandas Deny. (Fakhrudin/Ibnu Nawawi)