Mengalah itu Bukti Kedewasaan Diri
Mengalah itu merupakan salah satu cara kita menghindari masalah.
Mengalah bukan berarti kita lemah, atau kalah. Bisa jadi mengalah adalah solusi terbaik untuk melanjutkan proses kehidupan kedepannya.
Orang cerdas harus mengalah diawal-awal karena ini merupakan solusi yang selalu menjadi pengajaran yang tidak tertulis dari para Nabi.
Dari Nabi awal, Adam. Sampai pada Nabi terakhir Muhammad SAW.
Cerita pada harus mengalahnya diri, merupakan unsur penting untuk menguatkan potensi.
Nabi Adam harus mengalah dari egonya ia sebagai manusia, ia tunduk pada perintah Allah untuk diturunkan ke Bumi.
Nabi Muhammad SAW pun demikian, ia harus Hijrah ke Madinah, sebagai solusi terbaik baginya, menghindari masyarakat Mekah yang belum bisa menerima dakwahnya.
Mengalah merupakan kekuatan terpendam.
Mengalah merupakan cara cerdas kita melakukan banyak strategi untuk menjadi pemenang pada masa depan.
Orang mengalah merupakan ciri dari manusia berprinsip.
Dan prinsip menjadi manusia hebat, memerlukan ketenangan jiwa, memerlukan tempat yang tepat untuk berpikir dan menyusun strategi, agar bisa kembali ke manapun tempat yang ia kehendaki, dengan kesuksesan yang mampu ia raih, dan ia bangun setelah kemampuannya full berada dalam genggamannya.
Mengalah itu seperti busur anak panah yang ditarik kebelakang, saat busur memerlukan pegas kuat untuk melesatkannya.
Maka saat anak panah itu di dilepas, hentakan kuat tak bisa membendung lajunya kecepatan si anak panah untuk sampai ke titik tuju yang ia sasar.
Seperti itulah mengalah menyusun kekuatan besarnya.
Seperti itulah kekuatan mengalah yang sesungguhnya, yang mampu menancap kuat, sesuai sasarannya.
Jadi jangan sungkan untuk mengalah, jika kita tahu ada kebaikannya yang tersimpan di sana.
Jadi jangan malu ketika kita harus mengalah sesaat, untuk meraih kemenangan di babak selanjutnya.
Mengalah itu bukan aib.
Mengalah itu kebijaksanaan.
Mengalah tanda kedewasaan dan kematangan berpikir.
Dan pada mereka yang mau mengalahlah, sesungguhnya ada kemenangan yang Allah akan sematkan kemudian, sebagai bentuk pengakuanNya.
Maka bersabarlah seperti halnya yang para Nabi lakukan.
Maka tenangkanlah hati, jangan gelisah karena kita harus mengalah.
Untuk mengalah tentunya kita sakit pastinya di awal, karena kita tak bisa memungkiri perasaan kita.
Lembutkan hati kita dengan istiqfar, agar kita ikhlas dan tak meluapkan kemarahan sesaat yang tak ada gunanya.
Mengalah untuk menang layak kita lakukan.
Seperti air mengalir, ia harus pergi ke muara dan lautan sehingga ia menemukan kebesarannya.
Seperti tanah yang harus diolah dan dicangkuli, sehingga ia akan menjadi subur dan memakmurkan.
Pahami kekuatan dari diri kita, ketika kita harus mengalah.
Pahami keluarbiasaan dan keistimewaan manusia-manusia agung, yang mempraktekan ilmu mengalah ini.
Dan dengan kita mau mengalah, kita telah menyuburkan hati kita untuk bisa ditanami bibit-bibit kebaikan dalam kehidupan kedepannya… insyaallah.
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn.