The news is by your side.

NGAWUR DALAM MEMETIK HIKMAH DARI BENCANA VIRUS CORONA

Negeri Indonesia ternyata juga “terinfeksi” virus corona. Lalu menjadi isu untuk menyudutkan pemerintah. Seolah-olah salah pemerintah. Ini contoh ngawur mengambil hikmah akibat perbedaan aspirasi politik.

Virus corona ternyata juga menjadi isu dalam sengketa ikhtilaf fiqhiyah. Kelompok Wahabi merasa menemukan kebenarannya tentang pendapat mereka dalam masalah cadar, berjabat tangan antar lawan jenis, keluar rumah bagi wanita dan status negara Islam atau kafir.

Padahal, anjuran memakai masker, salaman jarak jauh dan lebih banyak tinggal di rumah terkait dengan doktrin hifdz an-nafs (menjaga keselamatan jiwa). Hifdz an-nafs adalah salah satu tujuan syariat Islam (maqashisy syari’ah).

Hifdz an-nafs kewajiban yang pasti (qath’i), yang penerapannya berdasarkan akal atau ijtihad politik pemerintah jika terkait dengan keselamatan warga negara.

Adapun masalah cadar, bersalaman lain jenis, diam atau keluar rumah bagi wanita dan status negara Islam atau kafir, itu semua masalah dzanniyah. Hukum wajib sunnahnya masih debatble. Jadi tidak ada hubungannya bencana virus corona dengan pendapat Wahabi tentang hal-hal tadi.

Setiap bencana pasti ada hikmahnya. Setiap orang akan mendapatkan hikmahnya. Asal tidak ngawur.

Bandung, 17 Maret 2020.

Leave A Reply

Your email address will not be published.