The news is by your side.

Ngopi Bareng Kang AMR : GUS DUR YANG AKU TAHU

Ngopi Bareng Kang AMR : GUS DUR YANG AKU TAHU | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat
Setiap kali Gus Dur mengeluarkan statement, komentar banyak orang begitu beragam. Ada yang bilang ‘rumit’; ada juga yang ngomong ‘kontroversial’; ada juga komentar ‘liberal’; dan tak sedikit yang berkata ‘ngaco.’
Bagi saya, sebaliknya: Gus Dur itu sederhana, substansial, tradisional tapi visioner.’
 
Sedikitnya ada tiga kunci dalam memahami Gus Dur: 1. bacalah Gus Dur dengan kebeningan hati tanpa disusupi kepentingan apapun; 2, fahamilah posisinya sebagai kyai dan putra kyai dan 3, perhatikanlah ilmu-ilmu yang diajarkan di pesantren.
 
Mengapa harus dengan kebeningan hati? Ya, karena pendapat dan pandangan beliau berangkat dari itu. Karena beliau adalah orang yang tidak memberikan kepada kebencian ruang di hatinya. Bahkan kepada orang yang paling memusuhinya, beliau tetap sowan dan bersilaturahmi.
 
Kedua, para kyai itu adalah orang yang berhadapan langsung dan bergaul dengan manusia (masyarakat) serta mengetahui kesulitan dan kesusahan hidup mereka.
Bagi mereka, kemanusiaan inilah yang harus dibela. Dan demi kemanusiaan inilah, para kyai rela mengorbankan jiwa dan raga.
 
Ketiga, ilmu-ilmu pesantren seperti fiqih dan tauhid sangat dipengaruhi oleh tradisi tasawuf.
Dalam tasawuf, yang formal itu tidak boleh kehilangan substansi, kata harus bermakna, lahir tidak boleh lepas dari batin.
 
Bukankah agama diturunkan untuk membela kemanusiaan?
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين
“Tidaklah kami mengutusmu kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
 
Itulah referensi yang dirujuk oleh Gus Dur, selain pergaulannya yang luas. Gus Dur tidak sedang merubah as-salamu’alaikum dengan selamat siang, tapi sedang menjaga kehormatan seseorang yang diolok-olok kalau mengucapkan salam.
Gus Dur sedang tidak membela goyangan Inul, tapi yang dibela adalah hak berekspresi setiap orang.
Gus Dur tidak sedang membela PKI, tapi membela hak hidup eks dan keturunan PKI.
 
Segera kuminum kopiku sambil mengingat awal kali memandang beliau tahun 1998 di kantor PBNU.
Lahul Fatihah

Leave A Reply

Your email address will not be published.