Rais Aam Minta Perkuat Empat Jalur Ini untuk Seratus Tahun Kedua NU
Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin mengatakan, saat ini NU berada di akhir seratus tahun pertama. Karena itulah, seluruh pengurus dan warga NU harus mempersiapkan diri untuk memasuki seratus tahun kedua.
“Ini menjadi penting karena akan memasuki seratus tahun kedua. Kata Rasulullah, itu harus ada mujaddid, pembaharu, NU melakukan tinggal landas,” katanya pada saat meresmikan peluncuran Pekan Olahraga dan Seni Nasional Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di Gedung PBNU, Senin (10/4).
Menurut dia, di seratus tahun kedua, mujaddid NU harus memikirkan dan mempraktikkan bagaimana caranya bisa lebih mengabdi kepada umat dengan yang lebih besar dan luas lagi.
Oleh karena itu, lanjutnya, NU harus melakukan penguatan landasan. Setidaknya ada empat jalur yang harus diperkuat.
“Pertama jalur dakwah untuk penguatan aqidah nahdliyah, fikrah nahdliyah, amaliyah nahdliyah,” katanya.
Kedua, memperkuat jalur pendidikan. Ketiga, pelayanan kesehatan dan pelayanan publik. Keempat, ekonomi, sektor keuangan riil, budi daya, maupun jasa.
“Ini yang harus disiapkan dan diperkuat,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pendidikan di lingkungan NU merupkan hal yang sangat strategis untuk lebih diperkuat. Tiga jalur pendidikan itu di antaranya melalui LP Ma’arif, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlaltul Ulama RMINU atau asosiasi pesantren, dan perguruan tinggi NU.
“Saya lihat Lembaga Pendidikan Ma’arif ini tak pernah berhenti, terus bergerak,” pujinya kepada lembaga yang diketuai KH Arifin Junaidi,
Menurut dia, LP Ma’arif yang akan melaksanakan Pekan Olahraga, dan Seni Maarif Nasional (Persemanas) merupakan upaya memperkuat landasan NU.
“Membangun generasi yang kuat, yang kuat aqidahnya, kemampuannya, sehat badannya. Karena kita sudah diperingatkan Allah, hendaknya mereka khawatirkan meninggalkan keturunan lemah, lemah aqidah, ekonomi, kesehatannya, makanya harus digiatkan olahraga. Kecuali seperti orang kayak rais aam, sudah tidak kuat lagi olahraga,” katanya. (Abdullah Alawi)
Sumber : NU Online