Refleksi Peringatan Sumpah Pemuda bagi Pelajar
Bandung (29/10). Senin pagi yang syahdu, setelah hujan mengguyur wilayah Cibaduyut membuat beberapa genangan air dimana-mana. Namun tidak menyurutkan semangat para pelajar untuk pergi ke sekolah. Begitupun dengan para siswa yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Nurul iman
Siswa siswi dari mulai TK, MI, MTs dan Aliyah berduyun-duyun datang ke sekolah. Dengan seragam rapih masing-masing mereka memasuki lingkungan sekolah
Dengan seragam putih-putih dan putih abu, para siswa Mts dan Aliyah berbaris rapi siap mengikuti Agenda mingguan. Agenda yang tak bisa ditawar lagi yakni upacara pengibaran bendera. Sebagai upaya agar rasa cinta terhadap negri tetap terjaga.
Senin ini sedikit berbeda dari sebelumnya, beberapa petugas upacara mengenakan seragam yang berbeda. Hal tersebut terlihat dari satu pleton pengibar bendera yang mengenakan seragam resmi pengibaran. Diantara mereka ada yang tergabung dalam Pasukan pengibar bendera kota Bandung (PASKIBRAKA Kota Bandung) yakni Dicky Akmal dan ada pula yang tergabung dalam paskibra kota Bandung yakni Isma Monika dan Vio. Ketiganya pun aktif di IPNU IPPNU Kota Bandung
Setelah para siswa berbaris dengan rapih, begitupun dengan para dewan guru. Upacara peringatan hari sumpah pemuda dimulai, yang bertindak sebagai pemimpin upacara yakni Muhammad Fajar sidiq; iapun aktif sebagai ketua Osis MA Nurul Iman.
Udara dingin bercampur hangat, menemani prosesi pengibaran bendera dengan pormasi pengibaran bendera yang sederhana tapi bermakna. Saat bendera sudah siap dikibarkan semua siswa dan dewan guru pun memberi hormat, sebagai tanda penghormatan kepada para pejuang yang telah berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Diiringi lagu Indonesia raya, semua peserta dengan syahdu dan khidmat mengikuti pengibaran sang merah putih. Setelah sang merah putih naik, dengan khidmat para peserta upacara mendengar pembacaan teks undang-undang dasar disusul dengan pembacaan teks sumpah pemuda. Dengan suara lantang semua peserta upacara mengikuti pembacaan teks sumpah pemuda. Semua syahdu dan khidmat.
Kepala sekolah Aliyah pun naik mimbar, semua siap mendengarkan amanat pembina upacara. Pak Nana, panggilan akrab para siswa. Dalam amanatnya beliau menyampaikan bagaimana sejarah singkat sumpah pemuda bisa terlaksana. Bagaimana para pemuda dengan semangat persatuan, merapatkan barisan agar para pemuda bersatu atasa nama satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yakni Indonesia.
Melalui Kongres pemuda II yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 kegiatan tersebut diinisiasi oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dan kemudian Mohammad Yamin, menulis Ikrar yang hingga saat ini kita kenal dengan sumpah pemuda.
Semua peserta mendengarkan pemaparan dari Guru PKN tersebut.
“Peristiwa kongres pemuda ke II yang kemudian kita kenal dengan sumpah pemuda, karena pada saat kegiatan tersebut seluruh pemuda yang hadir bersumpah bersama. Bahwa mereka satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Yakni tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan menjungjung bahasa Indonesia” Ujar Pak Nana
“Peristiwa sumpah pemuda tersebutlah yang kemudian mendorong agar bangsa Indonesia bisa dengan segera merdeka, peristiwa sumpah pemuda tersebut lagi-lagi mengajarkan kepada kita bahwa persatuanlah yang dapat membuat kita kuat dan meraih kemerdekaan. Hari ini, setelah 90 tahun peristiwa sumpah pemuda haruslah diisi oleh para kaum muda khususnya para pelajar agar selalu semangat dalam belajar dan jangan mudah mengeluh.” Lanjutnya
Upacara pun ditutup dengan lagu Bangun Pemuda Pemudi oleh tim paduan suara dan marching band Nurul iman. Angin pagi pun membawa banyak harapan dan semangat perjuangan. Dalam ruang yang berbeda. Dicky Akmal, seorang pelajar yang juga aktif di Paskibra kota Bandung dan mendapat kesempatan mengibarkan bendera pusaka di balaikota Bandung ada peringatan 17 Agustus kemarin. Menyelipkan harapan diperingatan sumpah pemuda tahun ini.
“Harapannya semoga dihari sumpah pemuda tahun ini banyak para pemuda khususnya kaum remaja lebih aktif dan produktif dalam beraktivitas baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan luar tentunya dalam hal positif dengan harapan memberikan manfaat juga perkembangan bagi kemajuan diri sendiri, masyarakat, agama, serta tentunya bangsa ini.” Tandas Dicky yang juga aktif di PAC IPNU Bojongloa Kidul.