Tantangan Santri Menghadapi Era Digital
Kamis, 7 Februari 2019 Muhammad Riza Fairuzzabadi mahasiswa Computer Science and Engineering di Istanbul Technical University (ITU) penerima YTB Scholarship putra KH. Tatang Astarudin Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Universal memberikan materi dalam sebuah acara “Ngobrol Bareng A Riza” tentang Santri & Transformasi Digital kepada santri Universal.
Menurutnya, Saat ini kita sedang menghadapi era transformasi digital yang berdampak pada perubahan dalam berbagai segmen kehidupan. Misalnya, saat ini kita sedang menikmati revolusi perbelanjaan di era transformasi digital, revolusi dimana proses perbelanjaan menjadi lebih efektif, dan efisien. Jika dulu untuk berbelanja kita harus pergi ke suatu tempat perbelanjaan yang membutuhkan waktu untuk melakukannya, saat ini di era transformasi digital semua yang kita inginkan ada dalam sebuah genggaman melalui situs online perbelanjaan (e-commerce) kita hanya tinggal menekan gedget kita, maka semua yang kita inginkan bisa kita nikmati. Singkatnya transformmasi digital ini mempermudah kita dalam berbagai urusan hidup.
Namun permasalahanya apa yang perlu kita lakukan ditengah era transformasi digital ini, era dimana segala hal menjadi begitu cepat dan penuh persaingan.
Riza menganggap bahwa kita harus menjadi “santri universal” yaitu santri yang terbentuk tidak secara biasa-biasa saja. Artinya kita harus menjadi santri yang memiliki cita-cita yang berdampak secara “universal” atau mengentasi berbagai permasalahan global.
Menurutnya Sultan Mehmed II yang berhasil menaklukkan Konstantinopel merupakan bukti history yang bisa merepresentasikan “santri universal”. Kesuksesan Sultan Mehmed II dalam menaklukkan Konstantinopel bukan tanpa sebab, kesuksesannya terjadi karena pasukkan perang Sultan Mehmed II di isi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik. diisi oleh ahli strategi terbaik, ahli senjata perang terbaik, dan pencipta meriam terbaik pada masanya.
Namun bukti history ini bukan berarti kita harus menaklukkan suatu peradaban tertentu dengan peperangan, sebab setiap masa memiliki permasalahan dan solusinya tersendiri.
Maka kita yang hidup di era transformasi ini harus menjadi karakter yang terbaik dan berpikir inovatif memberikan solusi pada permasalahan manusia tidak hanya secara lokal tapi harus secara global untuk menciptakan “nation” yaitu mengharumkan negara melalui produk yang diciptakan.
Oleh: Muhamad Maksugi
(Pengurus LTN Pwnu Jawa Barat)