Tarikan Nafas Kita Adalah Cintanya Allah
Setiap tarikan dan hembusan nafas kita yang tak pernah henti, merupakan peristiwa luarbiasa, ajaib, dan istimewa, yang dengan itu, kita terus berproses serta tumbuh, sehingga dalam kasih sayangNya yang maha halus lewat kita bernafas itulah, Allah menjaga kita, dan kita ada dalam lindungan yang sesungguhnya dari Nya, subhanallah.
Kesadaran kita pada hidup yang Allah karuniakan, merupakan jalan kenikmatan yang selalu dekat dan lekat pada keseharian kita, maka dari nafas kita yang berhembus normal itulah Allah hadir setiap saat ada bersama kita, Allah lebih dekat dari pada urat lehernya manusia, adalah hal yang Allah gambarkan bahwa Ia ada bersama kita sesungguhnya.
Dimana kehadiranNya ?
Apakah manusia sadar atas keberadaanNya ?
Bahasa simbolisasi bahwa firman Allah, “…dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. ” Seperti dalam Al Qur’an ayat 16 Surah Qaf, merupakan perumpamaan yang sangat tegas, dari apa yang menjadi bagian bahwa Allah begitu dekat, sangat dekat, selalu hadir, dan menyertai kita.
Sehingga, ‘Rahman dan Rohimnya,’ selalu kita rasakan tiap saat, dan tiap waktunya, saat terjaga maupun saat kita tertidur.
Pada hirupan bernafasnya kita itulah Allah itu hadir !
Hadirnya Allah menyertai kehidupan kita itu sendiri, dan keberadaan Allah ada dalam setiap tarikan nafas kita dalam setiap waktu dan keadaan kita, subhanallah.
Maka sangat wajar, Ia selalu terjaga, selalu awas, mengawasi dan melihat kita, tanpa pernah sedikitpun lengah, dan wajar pula maka Ia disebut Maha hidup, atau bersifat Al Hayyu.
Dalam tarikan dan hembusan nafas kita itulah Allah ada bersama kita. Maka ketika kita tak tersadar bahwa Allah ada bersama kita dalam setiap saat dan keseharian kita, maka manusia tersebut sudah lalai, ia lupa, yang akhirnya lepas dari jalan keselamatan untuk dirinya sendiri.
Digambarkan manusia banyak yang lupa dalam Al Qur’an kepada Allah. Dalam Qu’ran surat Al Hasyr ayat 19, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.”
Hidup kita tak lepas dari kedekatan kita dengan Allah.
Allah adalah nafas kita yang memberi hidup.
Dalam nafas ada cinta Allah pada kita.
Ada kasih sayangNya, yang lembut membelai kita.
Bernafas, saat kita menarik nafas, ada Allah.
Bernafas, saat kita menghembuskan nafas ada Allah.
Dalam dua kegiatan dalam menarik nafas, dan menghembuskan nafas kita ada Allah.
Sayang jika kita tak memiliki kesadaran ada Allah dalam setiap nafas kita. Sayang jika kita melupakan Allah yang seharusnya ada kita sebutkan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas kita.
Nafas adalah energi terbesar yang mampu membangkitkan keluarbiasaan saat kita mampu mempergunakannya.
Rasakan tarikan nafas kita jika kita ingin membangun kepekaan.
Dalam nafas ada kehidupan, ada keluarbiasaan, ada kehebatan tersembunyi yang membangkitkan potensi manusia untuk menghadirkan Allah bersama dirinya.
Itu bisa kita lihat dari beberapa ajaran tarekat, yang menghadirkan olahan dengan cara nafas tertentu, untuk mengajari santrinya, agar merasakan kenikmatan menghidupkan keberadaan Allah dalam dirinya.
Maka syukurilah kesempurnaan kita, ketika kita masih bisa bernafas secara normal. Hadirkan Allah dalam setiap tarikan dan hembusan nafas kita. Maka dengan begitu, kita akan menyemayamkan Allah dalam hati kita yang suci itu.
Alhamdulillah
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn