The news is by your side.

Teolog Amerika Serikat Robert Carle Kagumi NU

Teolog Amerika Serikat Robert Carle Kagumi NU | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratJombang, NU Online

Robert Carle dari Universitas King’s College mengungkapkan kekagumannya pada Nahdlatul Ulama setelah bertemu dengan Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang. Ia datang bersama beberapa mahasiswanya. Kedatangan mereka untuk mempelajari Islam ala Nahdlatul Ulama di Jombang.

Menurut salah satu ahli teologi Universitas King’s College ini, ajaran Islam ala NU punya perbedaan mencolok dengan Islam yang ditampilkan kelompok keras. NU menjadi solusi di tengah gelombang ekstremis Islam yang keras dalam 30 tahun terakhir. NU solusi bagi Islam Indonesia ketika dihadapkan dengan tantangan untuk menghentikan penyebaran teror.

“Salah satu sumber daya terbaik yang Islam Indonesia miliki adalah kelompok paramiliter warga di dalam sebuah organisasi yang dikenal sebagai Nahdlatul Ulama. Pada mulanya NU didirikan untuk menentang penjajahan Belanda dan untuk mengadvokasi Muslim sufi setelah muncul larangan dari Muslim Arab Saudi terhadap Muslim sufi untuk berpartisipasi  dalam haji,” jelas Robert lewat pesan tertulisnya, Sabtu (30/6).

Ia menambahkan, NU telah berusaha untuk menyelesaikan perpecahan antara kelompok Islam modernis dan tradisionalis di Indonesia. Selain itu NU juga melindungi kelompok agama lain dari ancaman kekacauan dan teror. Hal ini terbukti setelah pemboman Surabaya beberapa waktu lalu, NU mengerahkan pasukan keamanannya sendiri untuk melindungi gereja-gereja Kristen dan melindungi seluruh warga negara Indonesia apapun latar belakang agamanya dari para teroris.

“Direktur Banser di Jombang telah menggambarkan, Banser sebagai organisasi warga militan Indonesia yang melambangkan hubungan baik antara Muslim dan non-Muslim di Indonesia. Ansor merupakan sayap pemuda NU. Di Jombang saja ada 6000 anggotanya, se-Indonesia mencapai 10 juta,” tambahnya.

Selain itu, Robert juga mengungkapkan kekagumannya pada GP Ansor. Hal itu diketahuinya setelah banyak berdiskusi dengan Ketua GP Ansor Jombang, Zulfikar Damam Ikhwanto. Ia mengagumi misi Ansor yang melindungi seluruh umat manusia. Dan sikap konsistensi Ansor untun berdialog dengan agama-agama lain.

Mereka sengaja mengunjungi Jombang karena di kota ini terdapat tokoh pluralisme Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selain itu, kerukunan umat beragama di kota santri juga sudah teruji oleh waktu sejak dahulu.

“Ansor ini hebat, mereka berkomunikasi dengan agama lain untuk mengetahui kapan dan di mana Banser akan dibutuhkan. Misalnya, salah satu musim tersibuk bagi Banser di setip tahunnya adalah acara Natal. Maksudnya, ada banyak acara Kristen dan kebaktian gereja yang membutuhkan perlindungan. Setiap tahun Ansor dan Banser dengan suka rela mengirimkan pasukan mereka ke segala bentuk layanan keagamaan untuk menghalangi siapa pun yang menimbulkan permusuhan dan untuk menjaga perdamaian,” jelasnya.

Hal lain yang membuat profesor ini kagum dengan Banser yaitu tidak mau menyerang lebih dulu sebelum diserang. Di Indonesia, ada lebih banyak Banser daripada polisi dan militer.

“Hebatnya Banser dan Ansor ini menjunjung empat pilar utama sebagai bagian dari keyakinan mereka: komitmen agama, komitmen pemuda, komitmen masyarakat, dan komitmen nasional. Banser adalah lembaga Muslim, tetapi juga berkomitmen untuk kesejahteraan rakyat Indonesia,” bebernya.

Sementara itu, Ketua GP Ansor Jombang, Zulfikar Damam Ikhwanto menjelaskan pihaknya terbuka pada semua pihak. Termasuk dari agama lain dan negara sahabat.

“Kita sangat berterima kasih atas kunjungan teman-teman mahasiswa Amerika Serikat ke Jombang. Kita bisa bertukar pikiran dan menyebarkan ajaran NU tidak usah jauh-jauh ke luar negeri. Kita terbuka pada semua pihak yang ingin diskusi dan tukar pikiran dengan kita,” pungkasnya. (Syarief Abdurrahman/Abdullah Alawi)

Sumber : NU Online

Leave A Reply

Your email address will not be published.