The news is by your side.

Ubah Diri Kita

Ubah garis takdir kita, jika takdir yang kita hadapi dan jalani adalah sesuatu yang membuat kita ada dalam ketidak nyamanan hidup, terhimpit kesempitan, dan selalu ada dalam kekurangan.

Takdir yang kita hadapi itu merupakan tantangan Allah, yang harus kita sikapi.

Allah memberi cobaan, beban, atau ujian takdir, bukan berarti Ia tak sayang pada kita.
Justru kitanya sangat dituntut oleh Allah untuk keras berpikir, keras berupaya, dan keras melakukan perubahan pada diri, dengan upaya kita membangun potensi dan kesadaran diri diluar batas seperti biasanya.

kita harus yakin, bersikap optimis penuh gairah.
Menapaki takdir-takdir diri kita, tak lepas dari apa yang sudah kita persiapkan.
Jikalau belum ada persiapan, belum tersadar, bahwa hidup kita bisa bahagia, atau sengsara, semua itu sebab dan musababnya tergantung diri kita, maka kita harus berubah. Jangan diam tenang, seakan Tuhan akan menolong diri kita dalam seketika.

Allah tak akan mengubah suatu takdir, jika tak ada sesuatu yang secara signifikan kita lakukan untuk mengubah takdir yang sedang kita jalani.

Takdir kehidupan, sebagaimana keadaan kita sekarang, bahagia dengan kecukupan duniawi, atau kekurangan materi, dan hidup dalam keperihan, adalah dua takdir berbeda, yang harus difahami, itu kita rasakan, adalah tergantung bagaimana kitanya.

Sudah sangat keras Allah menegaskan, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Surat Ar-Ra’d ayat 11.

Maka janganlah kita terlalu santai dalam hidup !
santai menyikapi keperihan hidup, jika kita bukan manusia yang qonaah seperti wali, (yang menerima takdir dan merasa cukup apa yang diberi Allah, dan menjauhi dunia) dan kita mengikuti prinsip wali yang menjalankan itu, maka kita adalah manusia konyol.

Sebagai manusia normal, kita punya angan untuk merubah keadaan hidup kita, mereka yang santai padahal kekurangan, dan tidak mau merubah keadaan dirinya, merupakan pemalasan, bukan Qonaah.

Keadaan hidup kita yang bagai kapal karam, merupakan dampak dari sikap kita yang condong santai, tidak ulet, dan tak mau bekerja keras dan cerdas.

Bangun semangat sebagai seorang pekerja keras yang juga cerdas menggunakan pikiran kita, agar mampu melihat suatu peluang untuk kita bisa masuki, sesuai kemampuan yang sudah ada pada diri kita.

Bagaimana jika kita abai dengan tidak ada kemampuan dan potensi diri ?

Potensi diri merupakan kelebihan yang ada pada kita, dan itu hasil dari kita melakukan pengalian, belajar memahami, dan berproses mendapatkannya.

Jika kita minim potensi, berarti kita harus belajar.
JIka kita tak punya potensi, berarti berupaya keras untuk mendapatkan dan menguasainya.

Diri kita harus selalu berubah tahapannya untuk menjadi lebih baik.
Dan menjadi baik, terbaik, ada pergulatan yang harus kita perjuangkan.
Dan semua itu kembali pada bagaimana kita memahami ilmu, memanfaatkannya, dan menjadikan ilmu itu keberkahan untuk diri kita.

Ilmu yang berkah, mampu membawa takdir baik bagi kita.
dicukupkan dunianya, di angkat derajat dan kemulyaannya.

Maka untuk mengubah takdir kita, pintunyanya adalah ilmu, yang dimulai dengan Iqro, agar kita mampu membaca semua hal dengan hikmah.
Alhamdulillah.

Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.