8 Fakta Menarik Seputar Tahun Baru Islam
LTN NU Jawa Barat, Dindin Nugraha – Tahun baru Islam bisa dikatakan mewakili sebuah peradaban yang memiliki sistem penanggalannya sendiri, kita mengenalnya sebagai penanggalan hijriyah. Dengan penanggalan Hijriah ini, kita umat Islam menentukan tanggal peristiwa penting seperti bulan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha dan lainnya.
Malam ini tahun baru Islam kembali hadir menyapa kita. Mungkin tidak semeriah tahun baru masehi namun tahun baru Islam memiliki fakta-fakta menarik.
Simak 8 fakta menarik seputar tahun baru Islam :
- Sesuai namanya, Muharram, Allah melarang peperangan pada bulan ini. dan bulan Muharram termasuk kategori bulan asyhurul hurum (Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah) sebagaimana disebutkan dalam Alquran.
- Penanggalan Hijriah telah digunakan lebih dari 1.440 tahun. Kalender ini terdiri dari 354 atau 355 hari selama setahun, sekitar 11 hari lebih pendek dari kalender Masehi. Penanggalan yang diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan Dzulhijjah ini memiliki jumlah bulan yang sama dengan penanggalan Masehi, sebanyak 12 bulan.
- Di Indonesia, umat Islam biasa merayakan Tahun Baru Islam dengan berbagai tradisi. Ada yang melakukan pawai obor hingga mengadakan pengajian di masjid.
- Penanggalan kalender Hijriah berawal dari Abu Musa Al-Asyari, Gubernur Bashrah, yang menulis surat untuk Khalifah Umar bin Khatab RA. Isi surat tersebut adalah tentang kebingungan dirinya karena waktu itu surat-menyurat masih menggunakan penanggalan pra-Islam yang hanya mencantumkan tahun bulan dan tanggal. Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib kwh kemudian mengusulkan momen hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yatsrib sebagai awal tahun kepada seluruh sahabat. Setelah disetujui, kalender itu lalu diberi nama kalender Hijriah dan ditetapkan pada 638 Masehi.
- Penentuan awal bulan baru pada awalnya menggunakan pengamatan langsung yang dikenal dengan teknik Rukyat dan kemudian dengan teknik penggunaan teknik perhitungan astronomis yang disebut Hisab. Belakangan keduanya digunakan secara hybrid.
- Belum semua negara dengan mayoritas muslim menetapkan tahun baru Islam sebagai tanggal merah atau hari libur nasional. Beberapa negara yang menjadikan tahun baru Islam sebagai hari libur nasioan antara lain Indonesia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Tunisia.
- Dianjurkan berpuasa di bulan Muharram. Rasulullah saw berkata, “Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” Menurut penjelasan ulama, dianjurkan untuk berpuasa di bulan Muharram pada tanggal 9, 10, dan 11. Jika tidak, umat Islam dapat menjalankannya di tanggal 9 dan 10. Namun, kalau hanya mencukupkan diri untuk puasa sehari, maka dianjurkan berpuasa di tanggal 10 Muharram.
- 10 hari pertama di bulan Muharram memiliki makna yang cukup besar bagi umat Islam, terutama untuk Muslim Syiah. Umat Syiah sangat berduka atas kematian Husain Ibn Ali al-Hussein, cucu Nabi Muhammad yang meninggal dalam Perang Karbala tahun 680 Masehi. Al-Hussein meninggal tepat pada 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Asyura.
Do’a akhir tahun dan awal tahun baru Islam
Doa Akhir Tahun
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.
Artinya, “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Doa Awal Tahun
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.
Artinya, “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”