The news is by your side.

Akhlak Dalam Bermasyarakat Khusunya Di Lingkungan Kerja

KUKUH HERI SETIAWAN – Pentingnya Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat terutama di lingkungan kerja
Akhlak dalam dunia kerja merupakan suatu kajian yang membahas tentang pentingnya nilai-nilai moral dan etika yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Akhlak berperan sebagai dasar dari perilaku yang sesuai dengan standar etika dan moral yang diterapkan di lingkungan kerja. Akhlak yang baik dapat meningkatkan kualitas kerja, meningkatkan kepuasan kerja baik kepuasan pelanggan maupun atasan di tempat kerja.

Bekerja Dalam Islam
Dalam Islam, bekerja merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Karena dengan bekerja seseorang dapat memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan terhindar dari sifat minta-minta sehingga tidak mennjadi beban bagi orang lain. Bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fi sabililah. Dari Ka’ab bin Umrah berkata, “Ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah SAW. Orang itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, andaikata bekerja seperti dia dapat digolongkan fi sabilillah, alangkah baiknya.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Jika ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; Jika ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; dan jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu adalah fi sabilillah… (HR. Thabrani)

Adab dan Etika dalam Bekerja

Bekerja dengan Ikhlas karena Allah SWT.
Ini merupakan hal dan landasan terpenting bagi seseorang yang bekerja. Bekerja bukan hanya sekedar untuk mencari uang, tapi alangkah baiknya kita menjadikan bekerja sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.
Itqan (sungguh-sungguh) dalam Bekerja.

Implementasi dari sungguh-sungguh dalam bekerja adalah tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, mematuhi segala peraturan yang ada di lingkungan kerja. Jika hal ini dilakukan dengan baik di lingkungan kerja pasti pekerjaan kita akan menjadi mudah dan terhindar dari hal hal buruk.

Dalam sebuah Hadits, riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) pekerjaannya.” (HR. Thabrani).

Jujur dan Amanah

Pada hakikatnya pekerjaan yang kita lakukan harus dilandasi dengan sifat jujur dan amanah. Hal ini akan dimintai pertanggung jawaban di dunia maupun di Akhirat atas pekerjaan yang kita lakukan. Dalam Hadits riwayat Imam Turmudzi : Dari Abu Said Al-Khudri ra, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pebisnis yang jujur lagi dipercaya (anamah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada”.

Bekerja sesuai aturan dan tidak melanggar syari’ah

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْٓا اَعْمَالَكُمْ ۝٣٣

Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad :33).

 

Sifat-Sifat Buruk dalam Dunia Kerja

Hasad (Dengki)
Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ

الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ رواه أبو داود

Dari Abu Hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian sifat hasad (iri hati), karena sesungguhnya hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar. (HR. Abu Daud).

Namimah ( Mengadu Domba)

Indahnya dunia terkadang membutakan mata. Keinginan mencapai sesuatu, meraih kedudukan tinggi, memiliki gaji yang besar, tidak jarang menjerumuskan manusia untuk saling fitnah dan adu domba. Sifat ini teramat sangat berbahaya, karena akan merusak tatanan ukhuwah dalam dunia kerja. Di samping itu, sifat sangat dimurkai oleh Allah serta dibenci Rasulullah SAW.Dalam sebuah hadits rasulullah bersabda :

عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

Dari Hudzaifah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersbada, “Tidak akan masuk surga sesroang yang suka mengadu domba.” HR Bukhari Muslim

Sombong

Di sisi lain, terkadang kita yang mendapatkan presetasi sering terjebak pada satu bentuk kearogansian yang mengakibatkan pada sifat kesombongan. Merasa paling pintar, paling profesional, paling penting kedudukan dan posisinya di kantor, dsb. Kita harus mewaspadai sifat ini, karena ini merupakan sifatnya syaitan yang kemudian menjadikan mereka dilaknat oleh Allah SWT serta dijadikan makhluk paling hina diseluruh jagad raya ini. Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan pernah masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat satu biji sawi sifat kesombongan” (HR. Muslim).

Bagaimana menyikapi permasalahan yang sering terjadi di Lingkungan kerja?

Dunia kerja juga tak lepas dari permasalahan. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi permasalahan tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam. Misal di tempat kita bekerja ada rekan kerja atau atasan yang tidak suka dengan kita padahal kita sudah bekerja dengan baik sesuai aturan yang ada? Bagaimana menyikapi hal tersebut? Yang perlu kita lakukan adalah jangan di ambil hati atas sifat rekan kerja dan atasan yang tidak suka dengan kita, Toh kita sudah melakukan perkerjaan dengan baik sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian kita bisa introspeksi diri apakah kita pernah berbuat salah pada orang tersebut, kalaupun pernah cobalah untuk minta maaf atas apa yang kita lakukan.

Kemudian apabila ada rekan kerja yang sedang menggibah atasan apa yang harus kita lakukan? Pertama kita jangan mudah terpancing atas apa yang diucapkan rekan kerja kita. Misal rekan kerja kita membicarakan sesuatu yang menggiring pada kejelekan atasan, kita sebagai pekerja yang baik harusnya tidak ikut menanggapi tentang hal tersebut. Lebih baiknya kita mengalihkan pembicaraan pada topik topik yang jauh dari membicarakan orang (gibah).

Nah, sekian tulisan yang saya buat. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian. Dan apabila ada kesalahan baik penulisan dan maknanya saya pribadi meminta maaf sebesar besarnya. Terimakasih

Penulis
KUKUH HERI SETIAWAN

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.