The news is by your side.

Aksi Intoleran Menguat, Forum Ini Dibentuk di Masjid Raya Hasyim Asyari

Aksi Intoleran Menguat, Forum Ini Dibentuk di Masjid Raya Hasyim Asyari | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratJakarta, NU Online
Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Barat, menjadi saksi atas dideklarasikannya Forum Silaturrahmi Bangsa (FSB), Ahad (21/5). Masjid raya yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini sekaligus menjadi tempat kegiatan pertama forum ini.

FSB diketuai oleh KH Zuhri Ya’kub dan Sekjen H A Djunaidi Sahal dengan anggota awal 200 orang yang terdiri atas alim ulama dan kiai kampung dari seluruh kawasan di DKI Jakarta.

Kelahiran Forum Silaturrahmi Bangsa dilatarbelakangi keperihatinan atas dua hal. Pertama, adanya ancaman gerakan Islam transnasional yang mengancam ideologi negara. Terkait hal ini FSB secara terbuka menyatakan dukungan kepada pemerintah untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena telah terbukti sebagai organisasi pengusung ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara, Pancasila.

Kedua, menguatnya kelompok intoleran dan penggunaan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) untuk kepentingan tertentu. Isu SARA dimainkan sedemikian terbuka dengan variable ujaran kebencian (hate speech) di muka umum, melalui ceramah-ceramah, dan berbagai media sosial.

“Kami mengajak semua elemen negara ini agar tidak terpecah-belah dan saling bermusuhan satu sama lain. Tantangan ke depan semakin berat, maka energi kita jangan dihabiskan untuk saling curiga dan saling mengecam yang pada gilirannya mengganggu proses pembangunan yang sedang berlangsung,” kata Sekjen FSB H A Djunaidi Sahal dalam pers rilis yang sampai kepada NU Online.

Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) ini didirikan oleh generasi muda Muslim yang memiliki komitmen kuat terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di bawah naungan Pancasila dan UUD 45. FSB mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan toleransi antarsemua golongan di Indonesia.

“Terkait keberadaan forum ini, kami menegaskan hahwa FSB bukan organisasi politik, tapi ikut menciptakan sistem berpolitik yang beradab dan mendorong terciptanya iklim demokrasi yang berkualitas di Indonesia.” FSB mendorong terciptanya pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang harmoni dalam rangka membendung penyebaran radikalisme dan ekstremisme di Indonesia.

FSB ini bersifat terbuka. Kami menjalankan cita-cita pendiriannya dengan mengembangkan konsep pendidikan, negara berkeadilan, dan kepemimpinan (leadership). FSB akan melibatkan seluruh masyarakat dan menyosialisasikan nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan kepada seluruh elemen bangsa. (Red Alhafiz K)

Sumber : NUOnline

Leave A Reply

Your email address will not be published.