Banser Gendong Ibu-ibu Muslimat NU di GBK

Jakarta, NU Online
Bagi
perempuan berusia lanjut, berdesakan bersama lautan manusia, bukanlah
hal mudah. Apalagi setelah menempuh perjalanan jauh dan harus begadang.
Paling sedikit, mereka akan diterpa angin malam dan hujan atau gerimis.
Kondisi semacam itu sepertinya banyak menimpa anggota Muslimat NU di Gelora Bung Karno, Ahad (27/1) pada peringatan Harlah ke-73, Maulid Nabi, dan Doa untuk Bangsa.
Selepas acara, untuk menuju ke bus rombongan masing-masing, mereka tidak bisa bergerak dengan cepat. Selain karena kelelahan seragam mereka, yaitu rok Muslimatnya tidak selonggar baju kurung atau sebebas celana panjang.
Pada situasi seperti itu, Banserlah yang menjadi penolong. Banser membantu ibu-ibu dengan menggendongnya layaknya kepada ibu kandung mereka sendiri.
Adegan menggendong ibu-ibu Muslimat kemudian viral, terutama di Facebook. Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengunggah foto-foto tersebut berikut keterangannya.
Harlah Muslimat luar biasa. Tapi ada yang lebih istimewa. Sahabat2ku Banser dengan keikhlasannya. Catat ini ! . . #KitaIniSama #ansor #banser
Akun lain, misalnya Irham Saifuddin misalnya mengunggah foto-foto tersebut dengan berikut keterangannya juga.
Bahkan penat, renta dan kurang sehat pun tidak jadi penghalang. Di saat yang sama sahabat-sahabat Banser NU menjadi pelayan yang baik.Ini suasana di sela-sela Doa Bersama dan #HarlahMuslimatNU73Lalu, siapa yang menuduh Banser tukang bubarin pengajian?
Tidak hanya itu, berdasarkan temuan NU Online, Banser juga mengawal perjalanan ibu-ibu Muslimat NU dari daerahnya masing-masing. Rombongan Muslimat Lampung misalnya, ada anggota Banser di bus yang siap membantu. Kadang, Banser itu mengajak ibu-ibu menyanyi.
“Untuk mengusir kepenatan selama perjalanan, kita beramai-ramai menyanyikan lagu-lagu NU sekaligus latihan kekompakan,” katanya.
Setiap rombongan bus, paling tidak, rombongan Muslimat ditemani 2 atau 3 anggota Banser. Menurut Muslimat, peran anggota Banser ini sangat membantu saat peserta sampai di lokasi.
“Kalau nggak ada Banser nggak bisa dibayangkan repotnya kita mengarahkan peserta ke lokasi di GBK yang sangat luas,” kata Susi, koordinator salah satu bus dari Pringsewu, Lampung. (Abdullah Alawi)
Sumber : NU Online