The news is by your side.

Cara Gus Dur Mewujudkan Keadilan Sosial

Tangerang Selatan, NU Online

KH Abdurrahman “Gus Dur” Wahid menyatakan bahwa semua ibadah di dalam rukun Islam memiliki perintah agar umat Islam semakin welas asih kepada sesama. Selama ini, ibadah dimaksudkan untuk kepentingan diri masing-masing agar mereka terbebas dari neraka dan mendapatkan surga. Padahal menurut Gus Dur, semua ibadah di dalam rukun Islam itu memiliki dimensi sosial.

Hal itu disampaikan Syaiful Arif saat menjadi narasumber dalam acara seminar Keadilan Sosial Perspektif Gus Dur dan Imam Khomeini yang diselenggarakan oleh Iranian Corner UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerja sama dengan Konsuler Kebudayaan Republik Islam Iran di Ruang Teater Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Rabu (7/6).

“Syahadat kalau tidak disaksikan orang lain tidak akan sah. Shalat kalau dilaksanakan dengan berjamaah akan mengikat integrasi sosial. Zakat apalagi, kata Gus Dur dengan adanya zakat maka Islam bersifat anti kapitalisme dan sebagainya,” kata Syaiful.

Ia menyayangkan, pendekatan yang bersifat individualistik terhadap ibadah rukun Islam itu menjadikan nilai-nilai sosial menjadi terabaikan.

Syaiful menjelaskan, agar umat Islam bisa memperjuangkan keadilan sosial, maka Gus Dur menempuhnya dengan tiga upaya. Pertama, umat Islam harus memiliki kesadaran sosial di dalam setiap ibadah atau rukun sosial. Gus Dur menggagas rukun sosial ini untuk menjadi jembatan antara rukun iman dan rukun Islam.

“Rukun sosial menjadi jembatan dari rukun iman dan rukun Islam,” jelasnya.

Kedua, menempatkan fikih sebagai etika sosial. Baginya, pembahasan hukum Islam bukan hanya pada tema-tema ibadah, jinayah, dan muamalah tetapi juga pada bagaimana memajukan dan menyejahterakan umat Islam dengan menciptakan keadilan sosial.

“Maqshidus syariah adalah pemenuhan terhadap hak-hak manusia, yaitu untuk melindungi hak hidup, hak beragama, hak berpikir, hak untuk memiliki harta dan kehormatan.itu yang ketiga,” ungkapnya.

Maka dari itu penulis Buku Humanisme Gus Dur itu menyebutkan, orientasi terhadap keadilan sosial-lah yang membuat Gus Dur tidak berniat untuk menjadikan Indonesia menjadi negara Islam. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Sumber : NU Online

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.