CARA MENCARI DAYA, DAYA MENCARI CARA “Imajination Becomes Reality”
Pers Rilis – Kampung Ciganitri, menjadi konsentrasi Rumah Kreatif Wajiwa, Wajiwa Dance Center sejak tahun 2012 sampai sekarang. Kampung Ciganitri menjadi sebuah inspirasi yang tak pernah habis, selalu datang, hadir menghampiri , dan menyentuh empati. Ciganitri Kampung yang hilang, kampung yang “dirubah” wajah menjadi kota, rural ke urban.
Persoalan ini bagi sebagian besar orang merupakan hal yang biasa, tidak menjadi permasalahan karena beranggapan sebatas perubahan pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Dibalik itu semua jika ditelisik lebih dekat banyak persoalan yang dihadapi sebagian besar masyarakat kampung Ciganitri tersebut, mulai dari persoalan sosial, budaya, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
Permasalahan-permasalahan tersebut semua berawal dari persoalan ekonomi. Kemajuan zaman yang begitu cepat menuntut setiap orang harus ekstra dalam menggunakan kecerdasannya untuk dapat bertahan hidup di level yang lebih baik, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan salah satu pilar utama untuk menuju kehidupan yang lebih baik itu. Bagaimana dengan sebagian besar anak-anak Kampung Ciganitri yang masih banyak berpendidikan rendah dan putus sekolah?
Persoalan-persoalan tersebut menggugah empati kami di Wajiwa sebagai seniman untuk mencari cara agar menjadi daya. Melalui kegiatan kreativitas kesenian mencoba merangkul mereka dalam satu wadah aktivitas dan kreativitas kesenian di Rumah Kreatif Wajiwa dengan menggunakan Metode Literasi Tubuh Wajiwa yang merupakan hasil pencarian panjang Alfiyanto Wajiwa. Literasi Tubuh Wajiwa sebuah metode untuk menggiring anak-anak kedalam proses kreativitas tari kontemporer. Tari Kontemporer yang selama ini di identikkan adalah sebagai ruang kreatif yang hanya dilakukan oleh orang “dewasa”, maka melalui metode Literasi Tubuh Wajiwa proses kreatif tarikontemporer menjadi sebuah instrumen edukasi yang sangat bermanfaat, baik manfaat buat kesenian itu sendiri juga manfaat bagi kehidupan mereka saat ini, dan kedepan.
Metode Literasi Tubuh Wajiwa adalah instrumen atau alat dengan ranah kerjanya menggali kecerdasan atau kepekaan raga, rasa, pikir, dan imajinasi. Hal ini sangatlah menjadi kecerdasan utama yang dibutuhkan oleh penari kontemporer, sehingga kehadiran tubuh mereka diatas pentas dapat menarasikan apa yang akan di sampaikan kepada penonton, tubuh hadir sebagi simbol. Kecerdasan atau kepekaan tersebut juga akan menjadi habitus baru dalam kehidupannya . Munculnya percaya diri, kepekaan empati, kecerdasan intelektual dan logika, kreatif, serta memiliki imajinasi yang tinggi.
Proses kreatif di Rumah Kreatif Wajiwa tujuan utamanya bukan semata menjadikan anak sebagai penari atau koreografer yang hebat akan tetapi yang lebih penting adalah nilai manfaat bagi kehidupan mereka saat ini dan jangka panjang kedepan. Anak yang mempunyai kepekaaan atau kecerdasan imajinasi adalah anak yang selalu mencari untuk menemukan dan anak yang tidak pernah “merasa puas”. Anak merupakan infestasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat langsung dirasakan seperti halnya transaksi ekonomi, perlu waktu, perlu proses yang hasilnya akan dirasakan beberapa tahun kemudian, sehingga Imajination Becomes Reality, apa yang diimpikan menjadi kenyataan pada waktunya.
Pertunjukan tari kontemporer yang dilaksanakan pada Triwulan Wajiwa ke 42 ini merupakan sebuah presentasi Literasi Tubuh Wajiwa dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Rata-rata mereka memulai proses di Wajiwa semenjak usia Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Proses panjang inilah yang membentuk habitus baru untuk mereka pulang kemasa depan. Mereka akan pulang kemasa depan, tidak
boleh terlarut dalam kesedihan dan keterpurukan akibat kemajuan zaman, sehingga pulangnya mereka adalah kemasa depan dengan membawa harapan-harapan yangmenggembirakan. Kampung Ciganitri hanya salah satu contoh dari persoalan yang sama dialami di banyak tempat di daerah lain.
Melalui kegiatan ini kami dari Rumah Kreatif Wajiwa_Wajiwa Dance Center memberanikan diri untuk menyatakan bahwa proses kreatif Tari Kontemporer adalah ruang edukasi yang sangat memiliki nilai manfaat besar terutama bagi usia anak-anak. Pertunjukan kali ini di beri judul “Cara Mencari Daya, Daya Mencari Cara”;
Imajination Becomes Reality. Menampilkan satu karya tari kreasi Jaipong dan Tiga Karya tari Kontemporer. Tiga karya tari kontemporer tersebut memiliki tema dan konsep yang berbeda-beda, akan tetapi tetap menarasikan tentang Kampung Ciganitri.
Adapun karya tari yang akan di sajikan adalah, sebagai berikut:
- Karya Tari Genjring, sebagai pembuka acara. Karya tari ini berakar dari jaipong dengan koreografer Arti Prihatini, S.Sn. Arti adalah salah satu penari, koreografer, dan pengajar di Rumah Kreatif Wajiwa semenjak tahun 2015 sampai sekarang.
- Karya Tari Distorsi #2, Koreografer Alfiyanto Wajiwa. Karya tari kontemporer yang terinspirasi dari kaulinan barudak lembur. Karya tari ini mengungkapkan tentang hilangnya sebagian besar hak kebahagian anak-anak dan semangat hidup anak-anak kampung Ciganitri dalam gelombang perubahan rural ke urban dan arus hegemoni.
- Karya “Tari Pejuang Senja”, Koreografer Elfa Damayanti, S.Sn. Elfa adalah anak Kampung Ciganitri, mulai bergabung di Wajiwa semenjak kelas 6 SD sampai saat ini, dan semenjak tahun 2018 menjadi penari utama, koreografer, dan pengajar di Rumah Kreatif Wajiwa sampai sekarang. Karya tari “Pejuang Senja” bercerita tentang semangat hidup seorang nenek atau lansia di Kampung Ciganitri yang masih tetap
bertahan sebagai petani dengan memanfaatkan tanah kosong milik komplek perumahan. - Karya Tari “Samana” Koreografer Antari Dewi Ranjani, S.Sn. Antari adalah anak
Kampung Ciganitri, masuk Wajiwa semenjak kelas 6 SD sampai saat ini. tahun 2018sampai sekarang Antari menjadi penari utama, koreografer, dan pengajar di Rumah Kreatif Wajiwa. Karya Tari “Samana” ini juga bercerita tentang dampak perubahan Kampung Ciganitri dari rural ke urban, yaitu ibu sebagai tulang punggung keluarga. Beratnya beban hidup tidak menjadikan beliau patah semangat untuk menafkahi dan memperjuangkan cita-citanya untuk mengantarkan anak-anaknya kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi. - Habi Munazar, merupakan satu-satunya penari laki-laki di Rumah Kreatif Wajiwa. Habi adalah anak Kampung Ciganitri, mulai masuk ke Wajiwa semenjak kelas 1 SD dan masih aktif sampai saat ini (kelas 2 SMA). Habi sebagai penari telah banyak mengikuti festival baik tingkat daerah, nasional dan internasional dengan koreografer Alfiyanto Wajiwa.
Pertunjukan “Cara Mencari Daya, Daya Mencari Cara” ini adalah salah satu bagian dari materi Metode Literasi Tubuh, bukan proses final atau akhir, akan tetapi kerja panjang berkelanjutan untuk pulang ke masa depan.
———–
Pers Rilis Wajiwa Rilis Triwulan 2022
Rumah Kreatif Wajiwa _ Wajiwa Dance Center
Art Director: Alfiyanto Wajiwa