Dinista Menjadi Kuat
Bambang Melga Suprayogi M.Sn – Jika kita melihat bagaimana perjalanan para utusan Allah, semua tak lepas dari ujian, dan setiap ujian yang mereka dapatkan, tidak lantas menyurutkan semangat dan menurunkan moralitas mereka.
Mengapa mereka kuat dan tangguh ?
Ternyata ujian bagi mereka apapun bentuknya, itu bagai lecutan yang membuat mereka harus berpikir kritis, spontan menemukan sikap dan jawaban terbaik, dalam menyikapi keadaan.
Dan juga banyak contoh, jika salah mereka mengambil sikap, maka syaitan tertawa riang, serasa menang ia menghadapi peperangan yang ia gaungkan.
Dinistakan umatnya, menjadikan para Nabi dan Rosul menjadi sosok berkarakter.
Penghinaan, hujatan, cemoohan, dan makian, tak akan membuat jiwa mereka menjadi rapuh, ciut, ringkih dan akhirnya menyerah kalah.
Pada para Nabi dan Rosul ada keteladan.
Pada diri mereka ada contoh baik.
Manusia selalu mencari rujukan dari ketangguhan karakter manusia lainnya yang dianggap terbaik, dan patut ditiru.
Maka kehadiran contoh-contoh kepribadian tangguh, kuat, mumpuni, yang merupakan permata pada masa dan jamannya, adalah sumber inspirasi yang tak lepas dari catatan zaman, yang akan terus hidup dan mewarnai manusia lainnya dalam setiap kurun waktunya.
Maka lihatlah contoh penistaan yang di alami para Nabi.
Mereka dinista, mereka semakin berkarakter.
Mereka di hina, mereka semakin tangguh.
Mereka di hujat, mereka semakin kuat.
Bagi mereka semua, apa yang di alami itu memang harus ada dalam perjalanan kenabiannya, dan itu sudah menjadi sunnatullohNya.
Menghadapi semua itu perlu senjata pamungkas kesabaran, keikhlasan, dan keistiqomahan.
Dibarengi doa dan keimanan, setiap cobaan malah membuat para nabi semakin menunjukan ketaqwaannya, bukan malah sebaliknya, menyerah kalah.
Dari uraian di atas, dapat kita ambil pelajaran, bahwa dalam menyikapi penistaan yang kita hadapi, maka sikap kita harus;
Sikap kita sebagai individu dalam menghadapi ujian, cobaan yang berupa penistaan, hujatan, bullyan, dan apapun bentuk dan caranya orang lain menista kita, maka bersabarlah, biarkan jangan ditimpali, dibalas, dan tak harus membuat kita marah.
Ikhlaslah pada keadaan yang memang sedang kita hadapi, dan situasinya juga sangat mendukung untuk masuk pada situasi seperti itu,
Bersyukurlah kita mendapatkan ujian penistaan, hujatan, bullyan, dan ini merupakan tanda bahwa kita sedang jadi bahan perhatian, ada mata-mata yang menjadi pengawas gerak gerik kita, dan ia mencari celah meruntuhkan moril kita, dengan apa yang ia bisa lakukan.
Tetap istiqamah mengerjakan apa yang terbaik menurut kata hati kita, kata hati kitalah yang membantu kita memiliki pandangan dan keteguhan, serta kekuatan membangun spirit moralitas diri ini.
Jadikan hati penasehat kita, ketika kita dalam situasi ini.
Bertanyalah pada hati apa yang terbaik untuk kita lakukan.
Insyaallah hati kita akan membangunkan karakter kita yang tidak bisa di setir, atau di pengaruhi hal yang tak membangun kepribadian tangguh kita.
Bangun kedekatan komunikasi dengan Allah melalui doa-doa yang bisa kita panjatkan. Hadirkan doa sebagai jembatan penghantar jiwa agar kita selalu dalam kasih sayang dan pertolongannya.
Tunjukan ketaqwaan kita pada sang pemilik hidup, karena Dia lah yang mampu memberi kekuatan spiritual pada setiap manusia yang Ia kehendaki, untuk menjadi manusia pilihannya.
Dinista menjadi kuat, merupakan jalannya orang-orang pilihan.
Dinista menjadi berkarakter merupakan ciri dari manusia pilihan.
Dinista tak akan membuat kita lemah, dan jatuh terpuruk, untuk manusia tangguh yang sudah sampai pada tahap sabar dan memiliki keikhlasan.
Ada senyuman dan doa saat kita disakiti.
Ada kebeningan hati justru yang terpancar ketika kita dilukai.
Kitalah pemilik doa mustajab sesungguhnya yang mampu Allah dengar, jika kita gunakan untuk mendoakan keburukan.
Karena kita itu teraniaya.
Tapi orang-orang hebat seperti kita, justru mendoakan yang terbaik, bukan doa keburukan yang keluar dari mulut kita
Bagi mereka yang melukai kita….
Kita punya doa seperti doa nya Nabi Muhammad SAW untuk penduduk Thaif, yang akhirnya Allah beri kebarokahan dari doa suci Nabi yang menghendaki kemaslahatan untuk umatnya itu.
Subhanallah.
Mari bangun karakter terbaik pada diri kita, sikapi penistaan, hujatan, bullyan, dan pesimistis orang memandang kita, dengan bisa mewujudkan bukti nyata, bahwa kita adalah individu terbaik yang Allah hadirkan untuk memberi warna, dan mampu menghadirkan perubahan pada umat.
Kitalah manusia unggul yang Allah hadirkan bagi umat.
Dinista kita menjadi kuat.
Dilecehkan kita menjadi tangguh.
Diremehkan kita akan tunjukan bukti.
Insyaallah kitalah mutiaranya zaman.
Dan Allah mentakdirkan kita mampu menginspirasi umat, seperti halnya Nabi bisa menjadi Uswatun Hasanah bagi kita semua.
Semoga bermanfaat.
Alhamdulillah.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn