Ego yang Menyesatkan
Ego merupakan bawaan ke akuan, yang selalu merasa besar, merasa benar, dan tak terkalahkan. Ego adalah bawaan diri yang muncul dari sifat sombong, riya, takabur, ujub, dalam melihat orang lain kecil, lemah, tak berilmu, sehingga ia merasa berada diatas angin atas orang-orang kecil dari kalangan itu.
Ego adalah bawaan dari dunia kegelapan, yang muncul tersulut dari nafsu yang tak terdidik secara benar.
Ego merupakan sifat bawaan sang Iblis, yang memang dipanahkan pada hati-hati manusia yang lupa pada Tuhannya, sehingga kisah Iblis dengan egonya saat ia merasa paling hebat, paling suci, paling benar, dan besar, menjadi suatu pengulangan, yang dilakukan anak cucu Adam didunia, yang sengaja Iblis buat, untuk di-ismekan pada anak cucu Adam, seteru abadinya.
Iblis merupakan musuh tercerdik umat manusia, ia licik, ahli strategi, memiliki keuletan yang militan, untuk mencari cara agar anak cucu Adam bisa terkelabuhi, tertipu, dan terjerumus tampa di sadari oleh manusia itu sendiri, maka untuk itu, ia hadirkan setitik ego yang akan terus membesar, laksana bola salju yang menggulung, dan akhirnya, bisa menghancurkan manusia itu sendiri, dalam lubang dalam yang menjerumuskan, dan menghancurkannya sendiri.
Maka manusia pun oleh Iblis, akan dibuat seperti Adam, yang bisa ia tipu, ia jerumuskan, sehingga akhirnya harus mendapat murka Allah, dan dihukum turun kedunia.
Maka Iblis dalam menjerumuskan manusia, ia tak melihat status apapun pada manusia itu, selama Iblis melihat manusia memiliki celah hati yang kotor, maka Iblis mampu mengobarkan kebodohan dari memunculkan Ego, yang bisa menyesatkan semua kalangan umat manusia ini.
Maka untuk mereka yang egonya besar karena ia merasa adalah seorang pejabat, seorang aparat, seorang pemuka masyarakat, guru besar, sampai pada Agamawan, para alim ulama, semua Iblis sama ratakan posisi mereka selama egonya nampak, dan sombongnya terlihat.
Skala prioritas Iblis menjerumuskan manusia diawali dari memunculkan Ego, khusus manusia tertentu, dari kalangan berpendidikan, dan berilmu agama…sehingga tampa mereka sadari, dengan ego yang ada, mereka digiring sesuai tahapan prosesnya, sedikit-sedikit, sampai akhirnya ditenggelamkan ia oleh Iblis tampa ampun, untuk akhirnya jadi kawannya nanti di Neraka Jahanam.
Maka ketika ada para pejabat, tokoh masyarakat, ahli agama, kaum cendikiawan, yang dalam hatinya ia merasa sosok hebat, besar, dan harus dihormati umat, masyarakat nya, maka disanalah egonya telah muncul, dan Iblis bersiap menyambut datangnya ego itu, sebagai pintu awal gerbang masuknya Iblis untuk menjerumuskan umat manusia.
Hal munculnya ego yang bisa terbaca oleh kita manusia biasa adalah, di awali munculnya ego itu dari memperlihatkan kapasitas dirinya dengan cara ia berpakaiannya yang berlebihan, sangat kontras, heboh, dengan aksesoris yang berlebihan ia kenakan…
Dari titik inilah, ia ingin memperlihatkan kapasitas dirinya, siapa dirinya !
Dan dari sinilah egonya bergeliat, seperti asap yang membumbung tinggi, yang memberi tanda pada Iblis untuk dapat melihat dimana ia berada…berikutnya, ego muncul dari cara bicara, cara memainkan gesture tubuhnya, dan akan berlanjut jika tampa kontrol, ia akan memperlihatkan egonya dengan kesombongan lainnya yang ia tunjukkan.
Lalu bagaimana kita, manusia keturunan Adam memerangi ego yang jadi jalan Iblis menjerumuskan kita ?
Maka menjawab itu, berendah hatilah !
Kita harus menjaga kewaspadaan kita !
Seperti kewaspadaan Umar bin Khattab, saat ia sebagai Khalifah yang selalu mengenakan pakaian biasa.
Hingga pada suatu waktu, Sayidina Umar bin Khattab, diminta oleh sahabatnya untuk mengenakan pakaian seperti layaknya para kaisar dan maharaja kenakan, supaya terlihat bahwa ia adalah pemimpinnya kaum Muslimin, yang menjabat sebagai Khalifah.
Dan ternyata Khalifah Umar bin Khattab hanya mampu mengenakannya beberapa saat saja, sebab Umar bin Khattab merasa, muncul dalam dirinya sifat sombong, riya dan ujubnya, sehingga ia lepaskan itu, dan tak mau mengenakan untuk selamanya, karena bagi Umar bin Khattab, mengenakan pakaian seperti itu, lebih berbahaya baginya jika ia terus mengenakannya.
Sungguh luarbiasa Sayidina Umar bin Khattab yang tinggi kewaspadaannya, lalu bagaimana dengan kita ?
Layakkah kita memberi jalan Iblis masuk menjerumuskan kita lewat jalan ego diri yang kita miliki ?
Setitik ego, akan membesar, setitik ego akan membuka jalan Iblis masuk membodohkan kita.
Maka jauhi ego yang ada, tutup pintu ego dengan membuka kerendahan hati kita, insyaallah dengan menutup jalan ego, maka kitalah yang jadi pemenangnya, aamiin.
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn.