“Guru Ghaib”
Dengan berguru, tentunya kita mendapatkan satu sosok yang bisa kita dengar petuahnya, pendapatnya, pengalamannya, yang memberikan kita rambu-rambu, batasan-batasan, pada apa yang harus kita lakukan, kita jauhi, dan apa yang penting kita amalkan.
Yaa, mendapatkan guru spiritual, guru bathin merupakan suatu pencarian yang rumit dan tak mudah, karena di zaman yang seperti ini, kitapun harus memiliki kepekaan, keawasan, ke hati-hatian, untuk mendapatkan penunjuk bagi jalan bathin, yang bisa mengajari kita, agar kita bisa sampai memiliki ke cintaan mahabbah yang luar biasa pada sang pencipta, sehingga Allah akan berbalas mencintai kita.
Dalam mendapatkan Mursyid, guru spiritual, guru bathin, kita tak hanya melihat tampilannya yang bak sosok spiritualis, agamis, berpakaian mentereng yang menunjukan status ke khyaiannya, yang seakan, maqom Khyai, keweruhan ilmunya, di wakili dari cara ia berpakaian…apakah benar! dengan apa yang kita lihat secara fisik, dan visual, apakah ia betul memang seorang yang kita cari ?
Kata-kata adalah hipnotis yang ampuh, untuk melemahkan pikiran sehat kita, Ketika di tambah ia pandai berkata-kata, hingga kita silau dengan ucapannya…! Bisakah kita jatuhkan pilihan hati kita itu, dan kita tertarik berguru padanya !
Awas waspada, jangan silau dan tertipu, terhipnotis kata-kata, yang belum tentu isi ucapannya.
Apa yang bisa menjadi pegangan kita, dalam dalam hal untuk mendapatkan guru spiritual, atau guru bathin kita.
Yang pertama, kenali ia dalam waktu yang agak lama, perlu waktu kita untuk mengenali karakternya, keilmuannya, wawasannya, sikap-sikap dan pandangan hidupnya, dan yang paling utama ibadahnya kepada Allah sudah terpenuhi kah !
Lakukan Observasi, agar kita tak salah pilih !
Jangan terburu-buru jatuhkan pilihan.
Apalagi terhasut, terbujuk promosi orang lain, yang ia pun belum sepenuhnya tahu sisi gelap dan terang si orang yang ia akan jadikan guru atau Mursyid itu.
Banyak orang yang ingin menjalani kesempurnaan dirinya, kesempurnaan bathinnya, dengan mendapatkan sembarang guru, yang si guru ini pun, gelap pada ajaran agamanya, sesat pada apa yang jadi kewajiban yang harus dipenuhi nya, sebagai seorang muslim yang baik, hingga ia pun jauh dari apa yang malah diperintahkan Nabi, untuk menegakkan agama ini, dengan sholat, itulah barometer dasar, yang bisa kita lihat dari ibadah sholatnya.
Di tambah sebenarnya, seorang Muslim seperti kita, banyak memiliki pegangan yang utuh, yang cermat, dalam menetapkan kriteria sosok seperti apa guru spiritual yang kita cari !
Paling tidak, adakah bekas sholat dalam diri si guru atau bakal Mursyid kita itu !
Adakah ucapan-ucapannya tidak menyimpang, yang akan membelokan ajaran agama kita.
Hati-hati, ketika ia secara halus memahamkan kita pada penyimpangan tauhid yang nyata, yang bisa kita dengar darinya, seperti ia mengatakan, bahwa ia lebih tinggi Maqomnya, derajatnya, ilmunya, dari Nabi kita, Muhammad SAW, jika itu terucap…maka mundur kita, dan jauhi, jangan kita datangi lagi.
Jauhi saja, walau sebagaimanapun kesaktian yang bisa ia tunjukan, keajaiban yang ia punya, pencapaian kemuzijatan yang nyata bisa ia perlihatkan…ingat! …berlarilah menjauh agar kita selamat.
Tidakkah Dadjal mampu menampakan surga di tangan kirinya, dan Neraka di tangan kanannya !
Sosok guru yang harus di jauhi pula, ketika, tidak tanpak sisi kezuhudan padanya, ia terlalu terlihat hubbuddunya, gila dunia, terlalu berorientasi harta, dan guru seperti ini, hanyalah akan mendekatkan kita pada ketamakan, keserakahan, dan tidak akan meneteskan ilmu kebaikan jika kita mengikutinya.
Guru dengan sosok memanfaatkan muridnya.
Tidak juga akan membuat kita maju, kita malah akan di jadikan aset berjalan baginya, ATM baginya, jika kita mendapatkan guru semacam ini, baiknya mundur dan jauhi, ia bukan sosok guru yang baik, karena ia (si Guru itu )malah jadi memiliki ketergantungan pada kita, dan kita seperti terkungkung olehnya.
Lalu seperti apa guru bathin yang cocok untuk kita ?
Lihat bekas sholatnya, ia ahli sujud, sederhana dalam tampilan fisiknya, badannya wangi walau tanpa pengharum.
Kemudian, pikiran-pikirannya jernih, ia bisa meluruskan kebengkokan pikiran kita yang belum lurus.
Zuhud, dan rasa Mahabbahnya ketara !
Perkataannya menenangkan, adem, menusuk sanubari kesadaran hati, hingga ia bisa menghidupkan hati kita, untuk selalu dzikir menyebut namaNya.
Dan yang terakhir, ia akan melepaskan para murid-muridnya, untuk bisa terbang tinggi, untuk bisa memahami proses pengajaran oleh Allah, yang selanjutnya, Allah lah penuntun si murid itu, dan Allah lah yang akan menjadi Maha guru bagi si murid ini.
Lalu bagaimana jika kita tak bisa menemukan guru atau Mursyid yang kita cari itu ?
Bukankah ia yang akan menunjukan kita, sehingga Allah bisa meraih kita untuk belajar pada kemaha besaranNya.
Yaa jika itu tak kita dapat !
Ada Sholawat yang akan menjadi guru ghaib kita !
Seorang wali Allah mengatakan, “jika kita tak mendapatkan seorang guru bathin, maka ber-sholawatlah.”
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn.
Ketua Lembaga di Nahdatul Ulama,
LTN NU kab Bandung.