Islam Agama Cinta Bukan Agama Benci Bukan pula Agama Marah

Pagi hari menjelang siang di masjid Misbahul Huda perumahan Damar Mas Banjaran kabupaten Bandung. Penulis menghadiri kajian bulanan komplek Damas Mas. Pengisi kajian Islam ketika itu adalah Ustadz Zainurrofieq,M.HUM. Seorang sarjana lulusan al-Azhar Mesir dan juga kader NU yang mumpuni.
Ketika itu penulis melihat pula beberapa orang Banser Banjaran mengawal pengajian kang pipik-panggilan akrab dari Ustadz Zainurrofieq,M.HUM. Banser pun dengan khidmatnya mendengarkan ceramah kang pipik.
Dalam kajian itu penulis mencatat beberapa poin penting yang mungkin agak terlupakan oleh banyak orang. Kang pipik mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang penuh cinta dan damai. Bukan agama yang penuh benci bukan pula agama yang penuh kemarahan bukan pula agama yang penuh perang.
Salah satu contoh nyata yang diutarakan ustadz adalah bagaimana Nabi Muhammad Saw diludahi ketika melewati suatu tempat kemudian nabi membalasnya dengan senyum. Hal itu berungkali terjadi. Dan ketika tidak ada yang meludahi nabi. Nabi pun mencari tahu kemana orang yang biasa meludahi beliau. Dan nabi pun mendapatkan bahwa orang tersebut terbaring sakit. Nabi orang yang pertama menjenguk. Olehkarena sikap dan akhlak nabi yang seperti itu orang tersebut masuk dalam Islam.
Sehingga dalam Islam jangankan berperang, marah karena didzolimi , disakiti tidak disarankan atau dicontohi oleh nabi. Sesuai dengan pesan beliau “ Jangan Marah, Jangan Marah, Jangan Marah merupakan mutiara dalam islam” .
Oleh karenanya apabila ada orang mengucapkan Allahu akbar namun sambil marah dan benci merupakan hal yang tidak elok.Karena hal itu bukan akhlak nabi.
Poin kedua, hikmah dari perjanjian hudaibiyah yang seakan-akan Islam dirugikan, namun justru hal itu merupakan awal mula tersebarnya Islam secara massif di kota mekah. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Mari kita lihat isi dari perjanjian hudaibiyah, salah satunya adalah tidak boleh terjadi perang diantara kedua belah pihak selama 10 tahun. Hal ini menjadikan muslim mudah menyebarkan agama Islam karena muslim tidak disibukkan berperang yang menghabiskan tenaga pikiran bahkan nyawa pun bisa melayang.
Oleh sebab itu syarat penting Islam dapat berkembang dan menyebar dalam sebuah negara adalah keadaan suatu negara yang aman, damai dan tenang.
Ketika hal itu terjadi maka para penganut agama Islam pun tenang beribadah.
Dari 2 poin yang disampaikan ustadz Zainurrofieq. Menjadi seorang muslim janganlah mudah marah dan menjadi seorang harus muslim haruslah menciptakan keamanan, kedamaian dan ketenangan karena itu yang dipesankan nabi dan dicontohi nabi.
Oleh karena itu semoga kita bisa mengamalkan jejak Nabi Muhammad dan mengikuti akhlak Nabi. Sehingga muslim Indonesia menjadi suri tauladan dunia. Terlebih Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Amin
Wajah orang NU secara fisik saja sudah nampak. Teduh, ramah. Apalagi ulamanya, enak dipandang.