The news is by your side.

JANGAN SU’UZHAN KEPADA ULAMA YANG DEKAT PENGUASA

Oleh Ayik Heriansyah, Pengurus LD PWNU Jabar – Boleh saja nyinyir kepada “ulama” yang dekat penguasa yang kedekatannya “terbukti” (bukan “terasumsi” atau “teropini”) membuatnya terjerumus kepada perbuatan nista. Memperjual beli agama. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Menjadi stempel “halal” terhadap kezaliman penguasa.

Memang, idealnya ulama merangkap sebagai umara dan sebaliknya. Akan tetapi sangat sedikit orang yang mempunyai dua kualitas itu sekaligus. Pemisahan kepemimpinan agama (ulama) dan politik (umara) disebabkan karena tidak semua ulama mempunyai kemampuan sebagai umara, dan tidak semua umara yang memiliki kualitas sebagai ulama. Pemisahan ini bukan berarti penghilangan fungsi ulama dan umara. Bukan juga penegasian satu sama lain.

Hubungan ulama dan penguasa (umara) sangat dinamis. Namun, pada dasarnya, kepentingan ulama terhadap penguasa adalah agar ajaran agama bisa dijalankan selurus-lurusnya oleh penguasa. Mengawal umara supaya menjalani pemerintahan dengan adil dan beradab. Ulama juga berkepentingan menjaga kemaslahatan umat disampaikan oleh penguasa.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.