The news is by your side.

Kakaren Lebaran

MAHI M.HIKMAT – RAMADHAN sudah pergi; Shaum pun telah berakhir, Idulfitri pun datang; Lebaran akhirnya tiba, kendati berbeda. Namun, tradisi muslim Indonesia pascapuasa dan juga setelah Lebaran terus berbumbu nikmatnya silaturahim, bagi-bagi rezeki, ziarah kubur, mudik dan balik ke kota, serta halal bil halal. Para pejabat dan selebritis pun membuka pintu dan jendela lebar-lebar memberikan kesempatan bersilaturahim, mencicipi makanan ”kelas tinggi” dan berbagi dalam berbagai acara open house.

Lebaran bagi umat Islam adalah hari kemenangan setelah berpuasa sebulan lamanya; taubat diterima dan pahala yang berlimpah. Umat Islam telah mengabdi sebulan lamanya langsung kepada Allah Swt. Namun, umat Islam pun diajarkan untuk menjalin silaturahim dengan sesama manusia. Islam mengajarkan bahwa dosa manusia itu setidaknya ada dua, dosa yang langsung kepada Allah, sehingga harus ditebus dengan memohon ampunan-Nya dan dosa kepada sesama manusia yang dapat dimaafkan melalui silaturahim.

Sebulan umat Islam konsentrasi berpuasa; Bermunajat kepada Allah untuk memohon ampunan atas segala dosa dan kekhilafan yang dilakukan selama sebelas bulan sebelumnya; mengabdi sepenuh hati dengan berbagai amalan saleh untuk mendapatkan ganjaran yang berlimpah ruah.

Ketika Puasa usai, Idulfitri tiba, insya Allah kita akan fitrah: kembali ke kesucian. Karena secara filosofi, Bulan Ramadhan adalah kawah candradimuka; tempat kita menempa diri, mencuci kembali baju ruhani yang sudah lusuh penuh percikan dosa dengan harap dan do’a kita kembali menata sebelah bulan ke depan dengan ridlo Allah Swt. Insya Allah terhapuslah dosa kita terhadap Allah Swt. Amiiin.

Silaturahim pascalebaran pun bukan sekadar bumbu, tetapi melengkapi taubatan untuk mengapus berbagai dosa dan kesalahan terhadap sesama manusia. Anak-anak sembah sujud pada ayah dan ibu mereka; adik-kakak dan saudara berpelukan hangat; tetangga, kerabat, sahabat, dan kenalan bersalaman ikhlas. Kita saling memaafkan. Insya Allah dosa di antara kita berguguran sebagaimana Rasulullah Muhammad Saw. bersabda.

Sejumlah ilmuwan pun sudah membuktikan, silaturahim (komunikasi) berkait erat dengan kesehatan fisik. Banyak bukti mengenai hubungan positif komunikasi yang harmonis dan usia panjang. Orang yang terkucil secara sosial cenderung lebih cepat mati. Kemampuan berkomunikasi (bersilaturahim) yang buruk mempunyai andil dalam penyakit jantung koroner, dan kemungkinan terjadinya kematian naik pada orang yang ditinggalkan mati oleh pasangan hidupnya (Tubbs dan Moss,1994).

 

 

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.