Kecintaan K. H. Hasyim Asy’ari Terhadap Kitab-Kitab Manuskrip
Ilham Muhamad Nurjaman – H. Hasyim Asy’ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari. Beliau adalah putera dari pasangan kiayi Asy’ari dan ibu Halimah. Hasyim Asy’ari lahir pada 14 Februari 1871 di Desa Gedang kurang lebih sekitar dua kilo meter dari sebelah timur Jombang. Sejak kecil beliau mendapat pengajaran langsung dari seorang seorang. Beliau belajar kepada ayahnya hingga usia 14 belas tahun. Setelah cukup mendapat wejangan ilmu dari ayahnya. Beliau melanjutkan pendidikannya ke berbagai pesantren yang ada di Nusantara diantaranya Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Trenggilis Semarang, dan Pesantren Panji Siduarjo. Hingga pada tahun 1892, K.H. Hasyim menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah Al-Mukarramah.
Selain memiliki pengaruh besar terhadap masyrakat dengan keluasan ilmunya. Beliau juga merupakan seorang ulama yang produktif menulis brbagai kitab. Kecintaan tulis menulis ada dalam sosok K.H.Hasyim Asy’ari, bahkan beliau adalah seorang ulama yang memiliki perhatian terhadap kitab-kitab kuno yang sudah menjadi manuskrip. Beliau rela membelinya meski dengan harga yang mahal. Seperti yang dituliskan oleh seorang sejarawan Arab Syekh Muhamad Asad Shahab, beliau adalah salah satu sejarawan yang menuliskan bioografi K.H. Hasyim Asy’ari yang berjudul Al-‘Allamah Muhamad Hasyim Asy’ari: Wadhi’ Labnah Istiqlal Indunisiya.
Syekh Muhamad Shahab pernah mengunjungi perpustakaan K.H. Hasyim Asy’ari sekitar tahun 1936. Menurutnya perpustakaan pribadi K.H. Hasyim Asy’ari merupakan sebuah perpustkaan terlengkap pada masanya. Karena di dalamnya mengoleksi berbagai macam kitab yang langka yang ditulis dari berbagai bahasa, mulai dari Bahasa Jawa, Indonesia, Melayu hingga Bahasa Arab. Menurutnya, perpustakaan Hasyim Asy’ari kala itu, bisa menandingi kelengkapan koleksi perpustakaan Dewan kajian Islam yang berada di Jakarta. K. H. Hasyim Asy’ari bukan seorang ulama yang hanya memperhatikan dakwah Islam saja, tetapi beliau juga merupakan seorang fillolog yang memiliki kecintaan dan perhatian tinggi terhadap dunia literature dan pustaka. Sebagian koleksi manuskrip yang ada di perpustakaan K.H. Hasyim Asy’ari disumbangkan oleh cucunya Gusdur ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Follow Channel LTNNU Jabar di Whatsapp untuk mendapatkan update artikel terbaru. Klik Link ini >> Channel LTNNU Jabar
Selain karya-karya yang disebutkan di atas, masih banyak karya yang lainnya yang masih dalam bentuk manuskrip. Keberadaan kitabnya hingga sekarang masih tersimpan di perpustakaan Pesantren Tebuireng Jombang. Adapun nama-nama kitab yang masih berbentuk maunskrip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ar-Risalah At-Tauhidiyyah, 2. Manasik Sughra, 3. Al-Jasus fi Ahkam Al-Nuqus, 4. Hasyiyat ‘ala Fath Al-Rahman bi Syarh Risalat Al-Wali Rulsan li Syaikh Al-Islam Zakariyya Al-Anshari, 5. Al-Qalaid fi Bayan ma Yajib min Al-‘Aqa’id, 6. Tamyuz Al-Haq min Al-Bathil.
Berbagai koleksi kitab seorang ulama besar tersebut, sekarang beralih tempat, yang awalnya tersimpan di perpustakaan pribadi sekarang berada menyatu dengan perpustakaan pesantren yang ia dirikannya. Hari ini kita masih bisa melihat karya-karya K. H. Hasyim Asy’ari yang sudah menjadi manuskrip maupun koleksi kitab yang beliau beli semasa hidupnya, di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.