Keinginan Dalam Hati Langsung Terkabulkan
Tanah Suci Merupakan tempat ketika doa-doa terkabul. Bahkan, keinginan yg terbetik dalam hatipun akan dikabulkan Alloh SWT. Sehingga jamaah berhati-hati dalam menyikapi berbagai hal.
Seperti yg di alami Evi Afifah yg berangkat haji bersama dengan suaminya Kh Wahyul Afif Al-Gahfiqi pada musim haji tahun lalu.
Wahyul Afif yg akrab di panggil Kang Mako merupakan Sekertari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung dan pengasuh PKMW Taman Belajar Al-Afifiyah, Kopo Elok Kota Bandung.
“Alhamdulilah keinginan untuk melaksanakan ibadah Haji bisa terwujud setelah memendam keinginan cukup lama” kata Evi mantan Sekertaris Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Bandung itu saat di temui di kantornya pada hari rabu (15/08/18).
Evi mengatakan sebelum berangkat haji tersebit keinginan agar dirinya bisa haid sebelum puncak haji. “Karena saya tidak mengkonsumsi obat penunda haid cukup dengan keinginan umroh wajib dan umroh sunnah terlaksana baru haid sekitar 4 hari sebelum puncak haji. Karena kalau saya haid biasanya cuman 2 atau 3 hari sehingga saat puncak haji tak terganggu” ucapnya.
Evi merasa sangat bersyukur karena doa dalam hatinya dikabulkan Alloh “termasuk saat tersebit saat keinginan haid lagi setelah pulang dari Madinah karena jamaah Haji KBIH Assalam masuk gelombang 2 jamaah ke Makkah dulu baru ke Madinah” ucapnya lagi.
Akhirnya Alloh mengabulkan keinginan Evi sehingga baru haid lagi ketika sehari akan meninggalkan hotel di Madinah “shalat arbain terlakasana dan keinginan dan keinginginan sujud syukur di Mesjid Assalam setelah sampai Bandung juga bisa sebab saya sudah tak haid lagi” katanya
Kalau sebatas keinginan dalam hati saja dapat terkabul apalagi ketika bisa berdoa di tempat-tempat mustajab baik di Masjiddilharam maupun Masjid Nabawi
“Alhamdulilah saya bisa 7x ke Raudhah selama di Madinah dengan mendampingi jamaah Haji Ibu-ibu Assalam “Kita harus memiliki siasat agar bisa ke Raudhah misalnya ketika ada tempat kosong meskipun sempit, maka harus langsung diisi” ujarnya
Hanya, Evi juga mewanti-wanti agar tidak menyimpan iri, dengki, pransangka jelek karena terkabul juga. ” Suatu ketika saya melihat seorang ibu rambutnya penuh ketombe dan ada tersebit di hati saya hal kurang benar, tak lama kemudian rambut saya juga banyak ketombenya” katanya sembari tersenyum.
Semoga pengalaman Ibu Hj Evi Afifah yg mantan Sekjend IPPNU itu bisa memotivasi para kader-kader muda khususnya IPNU dan IPPNU Kota Bandung.