Kepada Syabab HTI : Sambutlah Seruan Hangat NU
Oleh Ayik Heriansyah (Ketua HTI Babel 2004-2010)
Ada beberapa tulisan eks-HTI yang dengan angkuh dan sombong menolak seruan hangat NU.
Saya Ayik Heriansyah perintis tanzhim HTI di Babel. Di Babel Saya merekrut orang dan membentuk mulai dari satu halqah. Sebelumnya saya Mas’ul HTI di UI. Dari 2004-2010 saya jadi Mas’ul dan Musa’id Mu’tamad (Asisten Ketua DPP HTI) di Babel. 2006-2008 saya merangkap jadi Musa’id Mu’tamad (Asisten Ketua DPP HTI) untuk Sumbagsel (Babel, Sumsel, Jambi dan Bengkulu). Tahun 2010 tanzhim yang saya pegang adalah tanzhim terbaik untuk kategori luar Jawa bagian Barat.
Alhamdulillah Akhir April 2011 saya keluar dan dikeluarkan dari HTI karena berbeda pendapat dan melawan DPP HTI. Mu’tamad (Ketua Umum HTI) membuat pengumuman (takmim) tentang saya untuk dibacakan Jihaz Mahaliyah (Ketua Cabang dan MWC) di depan anggota HTI seluruh Indonesia.
Alhamdulillah 2012 saya mulai ikut ngaji dengan Kiai-Kiai NU di Bandung. Setelah saya mengaji saya paham konstruk historis dan ushul fiqih tentang keabsahan NKRI menurut tinjauan Syariah.
Antara Khilafah Tahririyah dan NKRI sebenarnya sama-sama hasil ijtihad politik ulama. Dalam kaidah ijtihad, suatu ijtihad tidak menganulir ijtihad yang lain. NKRI ajaran Islam. Karena itu perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia mendirikan Khilafah Tahririyah selain melanggar kaidah ijtihad tentu saja termasuk perbuatan bughat yang secara syar’i hukumnya haram.
Sekarang saya aktif berdakwah liat isti’nafi hayatil Islamiyah bi thariqah NKRI (melanjutkan kehidupan Islam dengan metode NKRI) dalam bimbingan dan arahan Kiai-Kiai NU.
Kepada syabab-syabab HTI, sambutlah SERUAN HANGAT (NIDA’UL HAAR) NU dengan hati yang lapang dan penuh perasaan husnuzhan. Insya Allah selamat dunia akhirat.