Kesaksian KH. Abdul Aziz (Cucu Mama Falak – Bogor) Rasakan Dahsyatnya Manfaat Dzikir Ratib al-Atthas
Muhammad Fahri Yahya – Dzikir Ratib al-Atthas merupakan sekumpulan dzikir yang berisi kalimat pujian, permohonan, doa-doa kepada Allah Swt. Dan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Disusun oleh ulama masyhur yaitu Al-Habib ‘Umar bin Abdurrohman al-Atthas. Beliau lahir di Hadramaut pada tahun 992 H. salah satu murid beliau yang alim adalah Habib Abdullah Bin Alawi’ al-Haddad yang merupakan penyusun dari Ratib al-Haddad. Maka dari itu, kebanyakan ulama akan mendahulukan bacaan Ratib al-Atthas karena penyusunnya merupakan guru dari yang menyusun Ratib al-Haddad. Hal ini merupakan bukti bahwa Habib ‘Umar al-Atthas merupakn ulama yang alim al-lamah pada masanya.
Ratib al-Atthas mempunyai faedah luar biasa yang sudah turut dirasakan orang-orang yang mengamalkannya. Salah satu keutamaan dan faedah luar biasanya ditulis oleh Sayyid Isa bin Muhammad al-Habsyi dalam syarahnya yaitu al-Qirthas Syarah Rathib al-Atthas.
Sayyid Isa bin Muhammad al-Habsyi meriwayatkan bahwa suatu ketika datang kepada Sayyid Umar, orang-orang yang berkeluh kesah karena kesengsaraan dan sulitnya mencari biaya hidup. Kemudian, beliau memerintahkan pada mereka untuk membaca Ratib ini dan membaca bacaan tauhid (La Ilaha Illa Allah). Setelah itu, merekapun melakukan perintah itu, tak lama kemudian Allah memberikan kelapangan dada pada mereka lantaran keberkahan Rathib al-Atthas. (al-Qirthas Syarah Rathib al-Atthas)
Hal yang sama terjadi pula kepada KH. Abdul Aziz S.HI (Cucu Mama Falak-Bogor) selaku pimpinan pondok Pesantren Budi Guna merasakan kedahsyatan manfaat dari Rathib al-Atthas. Waktu itu, beliau telah melaksanakan ibadah Umroh di bulan suci Ramadhan . Setelah Kembali ke tanah air dan Kembali ke pondok pesantren, beliau berbagi cerita selama melaksanakan ibadah umrah kepada para santri-santrinya. Beliau menceritakan tentang banyak hal luar biasa selama berada di tanah suci baik di Makkah ataupun di Madinah.
Salah satu peristiwa luar biasanya yaitu terjadi saat beliau memimpin jamaah umroh untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at di Masjidilharam. Dari jam 10 siang waktu Makkah, Jamaah umroh yang dipimpin oleh KH Abdul Aziz sudah berada di depan pintu masuk Masjidilharam. Tetapi jamaah tidak bisa memasuki Masjidilharam karena di dalam sudah padat oleh jutaan umat islam yang hendak melaksanakan sholat jumat. Alhasil, jamaah umroh hanya bisa beribadah di pelataran dekat pintu masuk Masjidilharam.
Waktu itu, kondisi cuaca di tanah Makkah sedang terik-teriknya. Panasnya matahari yang mencapai suhu sekitar 42° C bersentuhan langsung dengan kulit dan terasa membakar tubuh. KH Abdul Aziz memimpin para jamaah untuk tetap tenang dan mengajak berdzikir Bersama. Berbagai macam dzikir beliau dan Jamaah terus lantunkan di depan Masjidilharam, hingga pada saat dzikir Ratib al-Atthas beliau dan jamaah baca, beliau mendapati sebuah ketenangan yang laur biasa. Walau di tengah terik yang membakar sekujur tubunya, akan tetapi rasa ketenangan yang diperoleh melalui dzikir Ratib al-Atthas, mampu mendinginkan hati dan pikirannya. Seolah-olah menjadi Awan mendung yang melindunginya dari sorotan matahari yang amat terik di siang itu.
Kemudian, bersamaan dengan ketenangan yang amat syahdu, pada puncak dzikirnya yaitu bacaan Tahlil (La Ilaha Illa Allah – menauhidkan Allah), KH. Abdul Aziz beserta rombongan jamah mendapati air zamzam yang mengguyuri sekujur badannya. Air Zamzam yang jernih lagi menyegegarkan. Rupanya, atas izin Allah air zamzam tersebut berasal dari jamaah lain yang digerakkan hatinya oleh Allah untuk memberi pertolongan kepada para jamaah yang dipimpin KH. Abdul Aziz. Sehingga jamaah yang dipimpin beliau benar-benar merasakan kesegaran di saat terik matahari yang menyengat tubuh. Dan setelah terjadi peristiwa tersebut, jamaah masih sangat menikmati keindahan dzikir dan larut dalam keagungan Allah Swt.
Begitulah sepenggal kisah yang menunjukkan adanya fadhol Allah SWT. Kepada orang-orang yang senantiasa berdzikir dan mengingat kepadaNya. Khususnya Dzikir-dzikir yang sudah disusun oleh Habib umar al-Atthas. Atas barakah dzikir Ratib tersebut, pertolongan Allah nyata dirasakan oleh KH. Abdul Aziz ketika memimpin jamaah Umroh di Masjidilharam.