Ketua PWNU Papua: Warga Papua Perlu Dilibatkan dalam Pembangunan
Kota Banjar, NU Online
Ancaman kekerasan di Provinsi Papua, setiap saat mengintai warga. Sementara di sisi lain, riak-riak keinginan warga ‘lain’ untuk berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga terus dikumandangkan secara sporadis. Kendati pemerintah sudah berusaha sedemikian rupa untuk mengatasinya, khususnya terkait dengan kekerasan yang mendera warga, namun sejauh ini belum mencapai hasil yang maksimal.
“Untuk mengatasi itu, kiranya kita perlu mencari akar persoalannya,” tukas Ketua PWNU Papua, Tony Victor Mandawiri Wanggai kepada NU Online di sela-sela pembukaan Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2019 di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).
Menurutnya, akar persoalan dari ‘kegaduhan’ di Papua, salah satunya bersumber dari ketidakadilan yang dirasakan warga setempat, khususnya dalam menikmati hasil kekayaan pulau di ujung utara Indonesia itu.
Dikatakannya, Papua mempunyai kekayaan alam yang bejibun. Namun warga Papua merasakan ketimpangan, bahkan kejomplangan dalam hal bagi hasil kekayaannya.
“Kalau sudah merasa diperlakukan tidak adil, perasaan untuk memberontak itu muncul, dan itu manusiawi,” jelasnya.Tony menghargai terobosan Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur di Papua. Namun tentu akan lebih mengena jika pembangunan infrastruktur itu dibarengi dengan pelibatan warga Papua, termasuk dalam program-program yang djalankan pemerintah pusat.
“Intinya adalah bahwa pemerintah perlu melibatkan warga Papua dalam pembangunan itu sendiri. Bahasa saya adalah pembangunan berbasis kultural dan kemanusiaan,” ucapnya.
Akar lain yang berpotensi menumbuhkan ranting ‘kegaduhan’ adalah belum tuntasnya penanganan kasus pelanggaran HAM. Pemerintah harus terus menjalin komunikasi dengan rakyat Papua untuk ‘meredam’ bara kasus HAM sambil mencari solusi terbaik.
“Kita cari win-win solution. Kami (NU) sendiri kami siap memfasilitasi itu,” ucapnya .(Aryudi AR).
Sumber : NU Online