Ketum PBNU Berikan Tausyiah Maulid di Kota Depok

Sawangan-Depok (9/11/19) suasana Masjid Arrahman yang terletak di kelurahan Pasir Putih kecamatan Sawangan Kota Depok, sejak pagi sudah hadir masyarakat dari berbagai penjuru kota Depok.
Tampak berjaga-jaga puluhan dari anggota Ansor Banser dan juga aparat kepolisian yang mengatur lalulintas dan keamanan dalam rangkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang di adalan oleh jamaah DKM Masjid Arrahman dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pasir Putih.
Ribuan Jamaah Nahdliyyin dan masyarakat kota depok hadir memenuhi Masjid dan halaman yang cukup luas, diawali dengan pembacaan kitab maulid Simtuddurrar, pembacaan Al Quran oleh dua Qori dan dilanjutkan dengan sambutan ketua DKM serta Lurah setempat.
Dalam kesempatan ini, pihak DKM mengundang beberapa penceramah, salah satunya adalah Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj.
“Pertama kali ada pesantren di jawa barat, tahun 1410 oleh Syaikh Hasanuddin dari China atau terkenal dengan Syaikh Quro di desa Rengasdengklok Karawang,”ujar beliau.
Syaikh Quro ini memiliki banyak murid, diantaranya ialah seorang yang cantik jelita, yaitu Nyai Subang Larang, putri dari Ki Gede Tapa, bandar pelabuhan Cirebon.
Suatu ketika, Raja Padjajaran, Prabu Siliwangi yang beragama Budha langsung naik pitam ketika mendengar ada agama baru. Dengan niat ingin membunuh penyebar agama baru tersebut, ia langsung berangkat dari Bogor menuju Karawang.
Ketika sampai di Karawang, Sang Raja mendengar Nyai Subang Larang yang cantik jelita tengah membaca alquran, tiba-tiba Prabu Siliwangi langsung jatuh hati. Niat membunuh pun ia urungkan, berganti menjadi niat ingin melamar Subang Larang.
Syaikh Quro pun menyaratkan kepada Prabu Siliwangi, sebelum menikahi Subang Larang, beliau harus terlebih dahulu masuk agama Islam, dengan mahar tasbih dari Makkah. Seketika Prabu siliwangi mengiyakan syarat tersebut.
“Keluar dari rumahnya Kiyai, Prabu Siliwangi siap-siap terbang (membaca mantra) Hong!, Macet (gagal), Biasanya terbang,”tutur Kang Said. Hingga 3 kali diulang, mantra tersebut masih tetap tak berfungsi, akhirnya Syaikh Subakir angkat bicara “Kalau mau terbang, mantranya Bismillah dulu, baru hong.”
Ketika mantra tersebut dibaca oleh Prabu Siliwangi, ia kembali dapat terbang. Ia pergi ke makkah dan kembali datang ke Karawang dengan membawa tasbih. Pernikahan antara Prabu Siliwangi dan Subang Larang pun berlangsung. “Jadi, masuk Islamnya Prabu Siliwangi itu disebabkan gadis Kutilang (kuning, tinggi, langsing),” canda beliau.
Jadi sekali lagi di tekankan bahwa Masuknya dan menyebarnya Islam di tanah Pasundan atau di pulau Jawa bagian Barat adalah berkat, Qira’atil Qur’an, ayo jawab sekali lagi sama-sama ya (ujar kang Said mengajak jamaah untuk menjawab bersama-sama) proses menyebarnya Agama Islam di tanah Pasundan berkat Ahlu Qur’an, bukan yang jaga teriak takbir, apalagi yang anarkis. Ujar beliau diakhir Tausyiahnya.

Hadir Jajaran pengurus PRNU Kelurahan Pasir Putih, ketua Tanfidziyah PCNU Kota Depok, kang Solechan, Wakil Ketua Pergunu kang Hadi Hasan, KH. Asmat Syaifudin, Ust. Murodi selaku Tanfiziyah Pasir Putih, Ansor, Banser serta jajaran pengurus Banom PCNU kota Depok.