Ketum PBNU Jelaskan Hubungan Negara dan Agama di Hadapan Dubes Korsel
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan pandangan NU tentang hubungan antara negara dan agama. Menurutnya, hubungan keduanya saling menguatkan.
“NU mengerti, tidak mempermasalahkan hubungan antara negara dan agama,” kata Kiai Said saat menerima kunjungan Duta Besar Korea Selatan Kim Chang-beom di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (16/8).
Menurut kiai kelahiran Kempek Cirebon, Jawa Barat itu, pandangan NU berdasarkan pada jargon yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asyari sebelum Indonesia merdeka, yaitu Hubbul Wathon Minal Iman (mencintai negara bagian dari iman).
Dalam perkembangannya, peran NU menjaga Indonesia tetap terdepan. NU menerima Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Selain itu, NU menolak agama dijadikan alat politik.
“Jadi, tidak boleh agama dijadikan alat politik,” jelas alumnus Universitas Ummul Qura, Arab Saudi itu.
Kepada Kim, kiai yang aktif mengkampanyekan perdamaian tersebut juga tak ketinggalan mendoakan Korea Selatan agar kembali menjalin hubungan baik dengan Korea Utara. “Saya memohon kepada Allah, Tuhan agar Korea rukun,” jelasnya.
Setelah mendengar penjelasan Kiai Said, Dubes Korea Selatan Kim Chang-beom mengaku terkesan atas peran NU. Ia tidak menafikan bahwa NU berperan atas keharmonisan yang terjadi di Indonesia.
“Saya berterima kasih atas peran NU. Apresiasi adanya inklusifitas di Indonesia,” ucapnya.
Turut mengikuti pertemuan tersebut, Ketua PBNU H Eman Suryaman, H Iqbal Sullam, H Marsudi Syuhud, H Robikin Emhas, Wakil Sekretaris Jenderal H Andi Najmi Fuadi, Bendahara Umum PBNU H Ing Bina Suhendra. (Husni Sahal/Zunus)
Sumber : NU Online