KH Ma’ruf Amin: Pembangunan Ekonomi Harus dari Bawah
Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin mengungkapkan keprihatinannya dengan jurang ketimpangan ekonomi antara sebagian besar rakyat dan segelintir konglomerat. Kondisi ini, menurutnya, diakibatkan kebijakan ekonomi nasional yang menggunakan sistem lama.
“Teorinya trickling down effect, tetesan ke bawah. Membangun ekonomi dari atas, kemudian menciptakan konglomerasi, yang selanjutnya diharapkan netes ke bawah. Ternyata enggak netes-netes,” ujarnya sebelum membuka diskusi Pra-Munas dan Konbes NU yang digelar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Ahad (8/10).
Oleh sebab itu, lanjutnya, penting untuk membalik arah kebijakan tersebut menjadi pola pembangunan ekonomi dari bawah, yakni berbasis umat. Ia menyebut pembenahan ini sebagai arus baru ekonomi nasional, yang sudah ia diskusikan dengan Presiden Joko Widodo.
“Kenapa umat? Karena bagian terbesar dari bangsa ini adalah umat. Jika umat kuat, bangsa kuat. Jika umat lemah, bangsa lemah,” jelas guru besar bidang Ilmu Muamalat Syariah UIN Malang ini.
Dalam forum bertajuk “Kesenjangan Sosial dan Penguatan Ekonomi Warga” itu, Kiai Ma’ruf juga menyampaikan, sebagai bagian terbesar dari umat tersebut, NU berkewajiban melakukan upaya-upaya untuk kemaslahatan Indonesia, termasuk di bidang ekonomi.
“NU itu besar. Maka tanggung jawabnya pun besar,” ujarnya.
Ketua Umum Majelis Ulama ini juga mengatakan, arus baru ekonomi nasional kini sedang bergerak dengan dua program utama, yakni redistribusi aset dan kemitraan. Yang pertama di antaranya dengan membagikan tanah kepada rakyat, sementara yang kedua mendorong konglomerat bermitra dengan para pengusaha kecil.
Diskusi Pra-Munas dan Konbes kali ini diikuti para utusan dari seluruh Pengurus Cabang NU (PCNU) dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Pulau Kalimantan. Hadir pula dalam acara pembukaan Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail. (Mahbib)
Sumber : NU Online