The news is by your side.

Kiai Said Nilai Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perlu Direvisi

Bandar Lampung, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah dan madrasah perlu dikaji ulang dan direvisi. Hal ini terutama terkait dengan materi-materi yang mengajarkan tentang ayat-ayat Al-Qur’an bertemakan perang. Penafsiran ayat-ayat tersebut diperlukan keilmuan khusus sehingga tidak diartikan secara tekstual. Tafsir yang salah terhadap ayat bisa mengakibatkan kesesatan.

“Kurikulum pendidikan agama harus ditinjau ulang. Banyak menyampaikan ayat tentang perang. Dalam mempelajarinya harus dikaitkan dengan asbabun nuzul (sebab turunnya ayat). Banyak ayat perang yang dipakai hanya saat dalam kondisi perang. Bukan saat damai,” katanya di Bandarlampung pada Acara Halal bi Halal PBNU dan PWNU se-Indonesia, Senin (2/7).

Ia pun mengingatkan bahwa selain menyebabkan kesesatan, penafsiran secara tekstual terhadap ayat Al-Qur’an juga dapat mengakibatkan seseorang bertindak radikal. Menurut Kiai Said, menjadi radikal lanjutnya tidak harus pintar. Cukup penafsiran sendiri, sikap tidak toleran terhadap orang lain pun akan muncul.

Sikap radikal berbeda dengan sikap tawasuth (moderat) dan tasamuh (toleran) yang membutuhkan ilmu dan perlu dan kecerdasan. Sikap moderat lanjut Kiai Said telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat mendirikan kota Madinah. Kala itu Madinah tidak hanya dihuni oleh satu agama dan kelompok saja sehingga Nabi pun tidak mendirikan Darul Islam (Negara Islam) namun mendirikan Darus Salam (Negara kedamaian).

“Nabi Muhammad telah diperintahkan untuk membangun ummatan wasathan (umat moderat) ditengah keberagaman berbagai aspek. Nabi menggunakan prinsip citizenship (kemasyarakatan). Bukan memaksakan mendirikan negara Islam. Semua ini butuh kecerdasan,” jelasnya.

Jika sikap tawasut membutuhkan kecerdasan, maka sikap tasamuh lanjut Kiai Said membutuhkan akhlakul karimah. Ditengah kehidupan yang beragam ini, setiap anggota masyarakat tidak boleh menebar bibit permusuhan yang pada akhirnya akan memunculkan perpecahan.

Oleh karena itu, Kiai Said mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa mengedepankan akhlak yang baik saat berinteraksi dengan sesama.

“Martabat bangsa tergantung akhlaknya. Jika suatu negara bejat, maka tunggu saja kehancurannya,” pungkas Kiai Said.

Hadir pada Halal bi Halal tersebut para pengurus PBNU, PCNU se-Indonesia, pengurus PWNU Lampung dan PCNU se Provinsi Lampung. Hadir juga pimpinan lintas agama Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu Provinsi Lampung. Kegiatan Halal bi Halal ini diawali dengan Silaturahmi Nasional PBNU dengan PCNU se-Indonesia yang dilaksanakan di Hotel Novotel Bandarlampung. (Muhammad Faizin)

Sumber : NU Online

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.