The news is by your side.

Kisah Seorang Ibu-Ibu yang Hendak Keluar Dari Majlis Ilmu

Kisah Seorang Ibu-Ibu yang Hendak Keluar Dari Majlis Ilmu | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat
Kegiatan haul di Majelis Bersatu (Mabes) Al Haddad Rancaucing Bayongbong-Garut

Ada seorang jemaah ibu-ibu yang setiap hari rajin mengikuti Majlis Ilmu, setiap minggu hadir di Majlis Ta’lim dan setiap bulan selalu hadir di Majlis Dzikir yang kami adakan.

Lalu suatu hari ia berkata kepada saya


Ibu: “Ustadz, mulai hari ini saya tidak mau menghadiri Majlis Ta’lim dan Majlis Dzikir ke tempat ustadz lagi”

Ustadz: “kenapa bu.. ?” sahut saya seraya tersenyum.

Ibu: “Karena di pengajian Ustadz, saya menemukan banyak orang-orang yang kelihatannya agamis tapi sebenarnya tidak, ada yang sibuk dengan androidnya, ada yang sibuk ngobrol sama temannya sementara yang lain sibuk membicarakan keburukan orang lain, menggosip sana sini lah.”

Saya pun berpikir sejenak lalu berkata

Ustadz: “Baiklah kalau begitu Bu, saya tidak bisa memaksakan Ibu untuk bertahan di Majlis ini, tetapi sebelum Ibu meninggalkan Majlis Kami, bolehkah saya minta satu syarat yang harus Ibu lakukan sebelum meninggalkan Majlis ini, setelah itu silahkan Ibu cari Majlis yang lain”.

Ibu: “Apa itu ustadz?”

Ibu: “Nanti Kalau Majlis sedang berjalan, untuk ibu saya minta ambillah satu gelas yang berisi air penuh, lalu bawa keliling majlis, tapi ingat jangan sampai ada air setetes pun yang tumpah, itu permintaan terakhir saya, setelah itu silahkan ibu cari Majlis yang lain”.

Begitu waktu Majlis datang, ibu yang hendak keluar majelis pun terlihat membawa segelas air berkeliling Majlis dengan cara berjalan dengan sangat hati-hati, berharap tidak ada setetes air pun yang jatuh.

Sehabis Majlis selesai saya lalu bertanya.

Ustadz: “Bagaimana bu, sudahkah permintaan saya Ibu lakukan?”

Ibu: “Alhamdulillaah sudah ustadz “.

Ustadz : “Apakah ada air yang tumpah?”

Ibu: “Alhamdulillaah tidak Ustadz, saya membawanya dengan sangat hati-hati, saya yakin tidak ada setetes air pun yang tumpah”.

Ustadz: “Bagus, terus apakah tadi pas ibu keliling di majlis ibu sempat melihat orang yang sibuk dengan Handphonenya?”.

Ibu: “Wah, saya tidak tahu Ustadz, pandangan saya hanya tertuju pada gelas ini.” jawab si ibu.

Ustadz: “Apakah di Majlis tadi ibu sempat mendengarkan orang yang menggosip atau membicarakan kejelekan orang lain?” tanya saya lagi.

Ibu: “Wah, saya tidak tahu juga ustadz, saya tidak sempat dengar apa-apa yang mereka bicarakan, karena saya hanya konsentrasi menjaga air dalam gelas ini.”

Sang ustadzpun tersenyum, lalu berkata:

Ustadz: “Begitulah dengan Ibadah ibu, jika Ibu fokus pada tujuan, maka tidak akan punya waktu untuk melihat sekeliling, kita tidak akan sempat menilai kejelekan orang lain. Jika Ibu fokus pada niat Ibu, maka Ibu pun tidak akan sempat menilai apa yang orang lain lakukan, jangan sampai kesibukan kita dalam menilai kualitas orang lain membuat lupa akan kualitas dan tujuan utama kita.”

Marilah kita berusaha fokus pada diri sendiri dalam beribadah, berusaha untuk terus menerus membenahi diri menjadi manusia yang baik, tanpa harus disibukan dengan menilai dan penilaian orang lain terhadap kita.

Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Disarikan dari status Facebook Aceng Maden Ahmad Dzulyadain Ijazi. Ketua Rijalul Ansor Kab. Garut sekaligus Pimpinan Majelis Bersatu Al Haddad Rancaucing Bayongbong-Garut

Leave A Reply

Your email address will not be published.