Klaim Kembali pada Al-Qur’an dan Hadits Tapi Meninggalkan Ajaran Ulama ?
Ulama muda asal Yogyakarta, Gus Muwafiq hadir sebagai penceramah utama dalam acara halal bihalal yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Selasa (4/7). Selain menjelaskan mengenai filosofi Tembang Jawa dari Maskumbang, Mijil dan seterusnya, ia juga menerangkan silsilah keilmuan para Walisongo yang bersumber dari Nabi Muhammad.
Menurut Gus Muwafiq, Walisongo yang diinspirasi oleh para ulama terkemuka seperti Syekh Jumadil Kubro, jelas-jelas memiliki jalur ilmu hingga Rasulullah SAW lewat jalur Syekh Ali Al-Uraidli, Syekh Muhammad, Syekh Ali Zainal Abidin hingga Sayyidina Ali. Semua ilmunya ada kaitan langsung dengan Al-Qur’an dan Hadits.
“Jangan ada kelompok Islam yang ‘potong kompas’ merasa langsung ambil dari Al-Qur’an dan Hadits tapi meninggalkan (ajaran) ulama,” ujar Gus Muwafiq kepada hadirin yang memadati tempat acara.
Islam Nusantara, lanjutnya, ada halal bihalal di Arab tidak ada. Karena halal bihalal itu hasil olah amaliyah orang Indonesia. Haji di Indonesia ada tahapannya manasik haji, orang Arab tidak ada manasik karena Kabah di depan mata.
Ia menilai perayaan Idul Fitri juga sama, di Indonesia ada mercon (petasan), di sana tidak ada. Maka tidak bisa menyamakan Islam di Arab dengan di Indonesia. Semua itu karena ajaran ulama.
“Ulama pendiri bangsa yang sangat berkontribusi besar. Jangan anggap ulama malah sebagai provokator yang tidak berjasa,” jelasnya.
Ia menjelaskan, Soekarno pernah marah kepada Uni Soviet dan Amerika untuk mempertahankan Indonesia. Barang siapa yang melawan negara, itu jahat. Sebab bangsa Indonesia itu sesuai ajaran Islam lita’arafu (saling mengenal). Tidak boleh menyebut Pancasila dengan sebutan yang tidak pantas.
“Gus Dur pernah marah intinya melawan perlawanan dunia yang mendzalimi negara-negara minoritas. HTI mengharamkan Pancasila jadi lucu karena masih hidup di Indonesia yang memakai Pancasila,” terangnya.
Ulama, imbuh Gus Muwafiq, membuat terobosan yang sangat luar biasa wa hadzal baladil amin ini variabelnya sangat banyak. Capaian kesuksesan umat Islam dengan makmurnya perempuan, maka lahir sekolah perempuan.
“Ini memperkuat jatidiri bahwa bangsa Indonesia perlu memperkuat NKRI, kedamaian tanah air dengan berbasis pemahaman wa hadzal baladil amin, perlu diperkuat. Misi Nabi dan umatnya adalah cinta tanah air, dengan ayat tadi,” tandasnya. (Red: Fathoni)
Sumber : NU Online
Baca juga resensi buku lainnya :
- Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
- Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
- Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
- Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
- Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.