The news is by your side.

Tradisi Bada Lontong di Losari

Tradisi Bada Lontong di Losari | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat
Tradisi Bada Lontong di Losari Cirebon, membuat kemeriahan Idul Fitri semakin panjang.

Setelah Perayaan Idul Fitri usai, bukan berati tidak ada lagi perayaan ataupun kemeriahan. Masyarakat di daerah Losari, Cirebon, mempunyai kemeriahan lain yang disebut tradisi Bada Lontong.

Bada Lontong dirayakan setelah puasa Syawal selama enam hari. Lontong adalah makanan yang terbuat dari beras, dibungkus dengan daun pisan, dan berbentuk panjang.

Perayaan Bada lontong biasannya dilakukan pagi hari yaitu sekitar jam tujuh pagi yang bertempat di masjid. Warga menyantapnya bersama-sama setelah terlebih dahulu mengikuti pembacaan tahlil.

Nama lain dari Bada Lontong biasannya daerah lain menyebutnya dengan Istilah Lebaran Ketupan, bada Lepat, ataupun Syawalan, setiap daerah mempunyai cara yang beraneka ragam dalam Perayaan dibulan Syawal.

Tradisi Bada Lontong ini sudah berjalan lama dan turun temurun. “Tradisi Bada Lontong sudah lama dilakukan oleh masyarakat Losari,” ujar Sokariyah, ibu rumah tangga di desa Mulyasari, Losari, yang selalu antusias membikin Lontong dalam menyambut perayaan Bada Lontong. “Kita hanya mempertahankan apa yang sudah dilakukan oleh orang tua , dan ini sudah turun temurun dilakukan, ” sambungnya.

Memang, membuat lontong pada perayaan Bada Lontong bukan suatu kewajiban, tetapi masyarakat Losari selalu antusias menyambut dan merayakannya setiap tahun.

(Nyuk Hok Zee/IPNU-IPPNU Losari, Cirebon)

Sumber : NU Jabar Online

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.