Lailatul Ijtima’ PWNU Jawa Barat : Telaah Sistem Ilmu Islam Nusantara Perspektif Maqosid Syari’ah

Maqosid al-Syari’ah dapat dijadikan sebagai sumber, teori dan metode hukum untuk mendapatkan produk hukum yang memiliki kepastian, keadilan dan kemanfaatan hukum yang koherensif, korespondensif dan pragmatis.
[su_table responsive=”yes”]
No. | Komponen Ilmu | Masalah | Kacamata Maqosid Syari’ah |
1 | Definisi | Islam Nusantara (INU) : Islam empirik sebagai hasil interaksi, kontektualisasi, penerjemahan Islam Universal dengan realitas sosial, budaya dan sastra di Indonesia. | Ghoyah jami’ah / Maqsud ‘Am li al-Syari’ah : Huwa Hifdzu Nizham al- Ummah wa istidamah sholah al-insan bidhoman sholah ‘amalihi wa sholah wa baina yadaihi min maujudati al- ‘alam al-ladzi ya’syu fihi (hal. 93) Substansi Maqosid al-Syari’ah = maslahat versi al-Syatibi, adalah :
وأ عني باالمصالح : ما ير جع إلى قيلام حياة الإسان، و تمام عيشة، ونيله ماتقتضيه أوصافه الشهو انية و العقليه على الإ طلاق، حتى يكون منعمّا على الإ طلاق |
2 | Objek |
|
Islam Sintetis :
Perpaduan syari’at (das sollen) dan syi’ar (das sein) |
3 | Tujuan | Membentuk / membina kader peduli NKRI, skala prioritas NU, konteks INU solusi problematika umat. | Melindungi / memelihara umat dalam meraih kemaslahatan hidup lahir – batin |
4 | Nilai / Jiwa | Karakteristik INU : Hubbul wthan, tasamuh, tawasuth, i’tidal, ta’awun, thadhamun, menerima kearifan / budaya / tradisi lokal | FITRAH merupakan karakter mendasar bangunan maqosid al-Syari’ah (hal. 115)
Ahmad al-Risuni dalam kitabnya, mengatakan bahwa maqosid al-Syari’ah adalah sasaran akhir (al-ghayah) yang ditetapkan oleh al-Syari’ah untuk diwujudkan dalam dunia nyata bagi kemaslahatan para hamba, baik yang bersifat umum (semua bab hukum), khusus (satu bab hukum tertentu) maupun bagian-bagian tertentu (juz’i). Bagian terakhir ini banyak diperhatikan oleh para fuqoha yang lebih tertarik pada persoalan-persoalan yang mendetail. Menurutnya, hukum yang berkenaan dengan hal-hal detail ini dalam bahasa Alal al-Fasi dan ulama lainnya sering diungkapkan dalam term yang berbeda, seperti rahasia hukum, hikmah hukum, illat hukum, makna hukum, dan lainnya. |
5 | Organik/Nisbah/Relasi | Islam sebagai ajaran yang sistematis dan sistimatis | Klasifikasi dan stratifikasi tujuan hukum |
6 | Pencetus / Pencipta | Produk pemikiran ulama zaman : Titik beda, titik singgung dan titik temu | Mata rantai konsepsi ulama sampai disiplin IMS al-Syatibi yang dilanjutkan oleh Al-Thahir Ibn Asyur (hal. 139) |
7 | Identitas Disiplin Ilmu | Setiap ilmu yang berorientasi tujuan hukum berkat penyingkapan rahasia, arah dan hikmahnya. | Ilmu Maqosid al-Syari’ah |
8 | Sumber / Dasar Pijakan | DNA ( Dalil Naqli dan Aqli) | |
9 | Status Hukum | Dharuriyyat, Hajiyyat, Tahsiniyyat | |
10 | Masalah Norma/Kaidah/Metode Aplikatif | Maqosid al-Syari’ah sebagai dinamika fikir, metode fikir, produk fikir, dan tujuan fikir | |
11 | Hasil/Buah/Kesimpulan | Asumsi :
|
[/su_table]
Tentang Narasumber :
- Dr. H. Arwani Syaerozi, MA adalah Wakil Ketua RMI-PBNU, Dewan Keluarga Pon-Pest Assalafie Babakan Ciwaringin Cirebon, Mudir Ma’had Aly Al-Hikamus Salafiyah Cirebon
- Dr. KH. Asep Arifin, M.Ag. adalah Pengurus LDNU/ICMI/BAKOMUBIN/KAA/LJQH Jawa Barat