Mahasiswa UPI Tolak Organisasi HTI di Lingkungan Kampus
Wartawan: Asep Awaludin

BADAN Pengurus Organisasi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (BPO FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menolak secara tegas penyebaran paham Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di lingkungan kampus. Bentuk penolakan ini dilakukan para mahasiswa dengan melaksanakan deklarasi penolakan HTI di kampus UPI, Jalan Setiabudhi, Bandung, Kamis (13/12/2018).
Deklarasi yang diawali dengan seminar bertajuk “Bahaya HTI Terhadap Keutuhan NKRI” yang digelar di Gedung Jica FPMIPA UPI ini menghadirkan narasumber mantan anggota HTI, Ustad Ayik Heriansyah dan Prof. Dr. Syihabuddin, M.pd selaku guru besar pendidikan Bahasa Arab UPI.
Dalam materinya, Ustad Ayik menuturkan ancaman Hizbut Tahrir Terhadap Keutuhan NKRI. Keberadaan Hizbut Tahrir di Indonesia dianggap sebagai ancaman yang bisa mengubah ideologi Pancasila. Hal itu dinilai dari Aktivitas HTI yang tidak sesuai dengan koridor Undang-undang Ormas yang berlaku di Indonesia.
Ayik melanjutkan, ada beberapa poin penting hasil analisis bahwa aktivitas HTI tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu sebagai ormas berbadan hukum, HTI tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan. Kegiatan yang dilaksanakan HTI terindikasi kuat tidak berhubungan dengan tujuan, asas dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 tahun 2013 tentang Ormas, serta aktifitas yang dilakukan telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.
“Pembubaran HTI dilandasi atas ideologi yang mereka bawa, pendirian negara syariah, dinilai tidak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Organisasi radikal HTI dianggap mengancam eksistensi demokrasi yang telah dinikmati bangsa Indonesia sejak runtuhnya orde baru,” katanya ditemui usai acara.
Adanya diskusi dan deklarasi bahaya HTI ini kata Ayik merupakan peranan penting Mahasiswa untuk menjaga keutuhan NKRI. Pasalnya, saat ini keberadaan mahasiswa merupakan salah satu unsur penting dalam pemerintahan sebagai agen pembawa perubahan bagi suatu negara.
“Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, dimana mahasiswa tidak hanya sebagai orang yang sedang menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi, tetapi juga sebagai wadah pemberi solusi bagi berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat di suatu negara,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, mahasiswa sangatlah penting dalam menjaga ikatan yang kokoh antar sesama komponen bangsa. Pasalnya, paham-paham radikal dan ideologi semacam HTI banyak tumbuh dan berkembang di lingkungan kampus.
“Di sini tugas mahasiswa adalah sebagai penerjemah tentang maksud dan tujuan dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial tersebut, sehingga pada akhirnya dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, terutama mengenai Bahaya ancaman Hizbut Tahrir terhadap Keutuhan NKRI,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum BPO Senat Mahasiswa FPIPS UPI, Andre Akbar menuturkan bahwa seminar ini dalam rangka menangkal paham radikalisme HTI di lingkungan kampus.
Sejauh ini kata dia, sejak dibubarkannya HTI oleh pemerintah, aktivitas organisasi ini sudah jarang terlihat. Namun, hal ini belum menjamin hilangnya idealisme HTI yang dianut sekelompok mahasiswa. “Memang sudah tidak terlihat. Tapi sayap-sayap organisasi ini masih ada. Ini terlihat dari banyaknya peserta yang hadir sedikit pro terhadap HTI,” ujarnya.
Ia berharap, kegiatan ini bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan bahaya HTI, sehingga mahasiswa bisa memilih organisasi yang sesuai koridor dan tuntunan undang-undang. “Banyak sekali organisasi-organisasi yang mengatasnamakan agama tapi didalamnya banyak kepentingan lain. Jadi semoga ini memberikan edukasi bahwa organisasi HTI dan sayapnya merupakan organisasi yang secara idealisme sangat berbahaya bagi keutuhan negara,” pungkasnya.
Editor: Dadang Setiawan
Sumber : Galamedianews