MASJID YANG NYAMAN BAGI NON MUSLIM
Ayik Heriyansyah – Masjid multi fungsi yang pertama adalah masjid Nabawi di Madinah. Fungsi sebagai tempat shalat merupakan fungsi utama, tapi bukan fungsi satu-satunya.
Oleh karena itu secara garis besar area masjid dibagi dua: area tempat ibadah dan area sosial. Area tempat ibadah menjadi area utama, sakral dan terbatas. Masuk ke area ini harus menggunakan adab-adab masuk masjid.
Sedangkan area sosial berada di luar area utama berupa halaman masjid. Di area ini pengunjung dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan ibadah. Di antara area ibadah dan area sosial ada teras. Di teras pengunjung bisa shalat dan melakukan aktivitas lainnya secara terbatas.
Fitrah manusia membutuhkan suasana yang aman dan nyaman di mana pun mereka berada. Suasana aman dan nyaman dicari orang apapun agamanya. Masjid yang aman dan nyaman akan didatangi orang muslim dan non muslim.
Saya 4 tahun jadi marbot di Masjid di Bandung. Masjid yang berawal dari mushala. Visi saya waktu adalah bagaimana caranya agar orang mau datang ke masjid dan betah berlama-lama di masjid. Tidak ada jalan lain selain menciptakan suasana aman dan nyaman.
Hal yang paling mendasar adalah menjaga kesucian area ibadah dan kebersihan area sosial. Kebersihan WC dan tempat wudlu nomor satu, karena kesucian area ibadah tergantung kebersihan WC dan tempat wudlu.
Setelah itu menjaga kebersihan teras dan halaman masjid. Halaman masjid oleh DKM disulap menjadi taman mini. Dibuat instragramble. Sudah beberapa kali dijadikan lokasi syuting untuk membuat konten.
Setiap hari teras dan halaman masjid didatangi orang di sela-sela waktu shalat. Dari mulai pedagang, ojol, orang tua yang mengasuh anak dan kakek nenek pensiunan.
Ada non muslim yang rutin datang ke teras dan taman masjid untuk mengasuh anaknya. Ada juga anak non muslim usia TK ikut bermain petak umpet di sekitar masjid dengan teman-teman muslimnya. Kalo haus mereka minum dari air dispenser yang ada di teras.
Saya perhatikan non muslim merasa enjoy-enjoy saja datang ke masjid. Mereka tidak kagok, tidak takut, dan tidak merasa terancam. Mereka merasa aman dan nyaman.
Sebagai marbot saya melayani pengunjung tanpa memandang SARA. Saya melayani sesuai kebutuhan dan permintaan. Termasuk kepada pengunjung yang non muslim.
Pada akhirnya mereka merasa bagian dari “jamaah” meskipun seukur jamaah pengunjung taman masjid. Terbukti dengan mereka berpartisipasi dalam kegiatan masjid.