Meneladani Perjuangan Walisongo, Kuatkan Komitmen Islam Kebangsaan
Lebih lanjut “Para wali memengaruhi berbagai tatanan sosial. Rakyat kecil, pedagang, saudagar, pejabat pemerintah, hingga keluarga kerajaan dapat dengan mudah menerima ajaran Islam yang diajarkan oleh para wali dengan hikmah dan mauidhoh hasanah”.
“Bahwa ajaran-ajaran yang ditinggalkan oleh Walisongo juga menunjukkan cara hidup secara damai dan toleran. Bahkan dengan umat agama lain, Islam yang ditinggalkan Walisongo dicatat sangat menghargai perbedaan agama. Hal ini dipengaruhi masih ada kekerabatan antara Sriwijaya dan Majapahit dengan Demak. Sultan Demak adalah anak kandung Raja Majapahit dan Sunan Ampel adalah keponakan Ratu Majapahit, Dwarawati. Maka sikap para Walisongo yang sangat toleran soal perbedaan agama sudah ditunjukkan sejak abad XV” jelasnya.
“Pada intinya, ajaran yang diwariskan oleh Walisongo sangat tepat untuk dijadikan inspirasi dalam memperkuat nilai kebangsaan yang berdasarkan Pancasila. Walisongo mengajarkan cara ber Islam dengan visi perdamaian, bukan Islam yang bermusuhan. Walisongo melatih hidup berterus terang, bukan hidup berperang. Untuk meneladani perjuangan Walisongo, maka sudah saatnya generasi penerus bangsa ini kembali merawat nilai-nilai kebangsaan sebagaimana yang diwariskan oleh nenek moyangnya” pungkasnya
Buku lain :