MENELUSURI JALUR SILSILAH BUYUT MAIJAH PENYEBAR ISLAM ABAD KE-17 MELALUI HAUL & HALAL BI HALAL
Muhamad Maksugi – Di dalam tradisi masyarakat Islam ilmu sanad marupakan ciri masyarakat yang berbudaya luhur, itu sebabnya dalam masyarakat keraton silsilah kerajaan menjadi sesuatu yang di rawat secara serius. Bahkan silsilah Rasulullah SWT di rawat dengan baik oleh masyarakat Arab hingga diketahui sampai ke generasi kita setelah melewati waktu selama berabad-abad.
Berangkat dari keyakinan tersebut keluarga besar Buyut Maijah menyelenggarakan Haul & Halal bi Halal Banu Maijah dengan mengusung tema ”Mengenali Jalur Silsilah, Menguatkan Bathin Kekeluargaan” yang diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2022 atau 6 Syawal 1443 di Makbaroh Panyamunan Desa Putat Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon.
Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat dan tokoh-tokoh Kyai dari berbagai daerah di sekitar Cirebon-Kuningan yang masih memiliki jalur silsilah ke Buyut Maijah. Acara yang dipandu oleh Master of Ceremony Ust. Normarudin Usman tersebut dimulai dengan pembacaan tahlil umum yang dipimpin oleh KH. Mahfudz Thorfiyah dari Cigoek Gumulung Lebak, Qiro’atul Qur’an oleh KH. Madsuri dari Kondangsari, lalu dilanjutkan pembacaan silsilah oleh HR. Hasan Basori selaku ketua pelaksana, sambutan-sambutan yang diantaranya oleh Ramin selaku Kuwu atau Kepala Desa Putat, dan KH. Otong Sholehuddin dari Hulu Dayeuh Timbang, kemudian taushiyah sebagai acara inti dari rangkaian acara Haul dan Halal bi Halal Banu Maijah diisi oleh Dr. KHR. Tatang Astarudin, dan di tutup seluruh rangkaian acara dengan doa yang dipimpin oleh H. Aa Agus Imam Dari Tenjolayar, dan diakhiri dengan musafahah.
HR Hasan Basori selaku panitia acara haul menganggap bahwa keberlangsungan acara ini merupakan upaya untuk merekatkan kembali jalur silsilah Buyut Maijah yang tersebar di berbagai daerah terutama di sekitar Cirebon, Kuningan dan sekitarnya. Apalagi setelah beberapa tokoh penting yang menjadi motor penggerak dalam menghubungkan keluarga dari jalur silsilah Buyut Maijah wafat salahsatunya adalah HR. Soheh Sukari Sukantawirja yang merupakan ayahanda dari KHR. Tatang Astarudin dan HR. Hasan Basori.
Disisi lain acara haul yang biasanya rutin diselenggarakan setiap tahun sempat terhenti karena kondisi pandemi yang terjadi sejak beberapa tahun ke belakang. Oleh sebab itu perjuangan menghubungkan jalur silsilah keluarga besar Buyut Maijah yang sudah dilakukan oleh para sesepuh terdahulu harus terus diperjuangkan oleh generasi berikutnya. Maka haul kali ini, HR. Hasan Basori berinisiatif untuk melakukan pelacakan kembali jalur silsilah yang belum terlacak dengan menyebarkan naskah silsilah yang sudah disederhanakan dari buku silsilah aslinya karya Kyai Abu Hafsin Timbang dan dilengkapi oleh HR. Soheh Sukari Sukantawirja.
Lantas siapakah Buyut Maijah yang menjadi pusat silsilah keturunan berikutnya yang jauh dan tersebar ke berbagai daerah. Buyut Maijah memiliki nama asli Kyai Thohir seorang penyebar Islam yang diperkirakan melalui identifikasi silsilah hidup di abad ke-17 anak dari Buyut Samba atau Kyai Astarudin yang memiliki sanad keturunan sampai ke Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati melalui jalur Maulana Hasanudin Banten.
Saat ini nama Buyut Maijah menjadi sebuah nama sekolah Tsanawiyah di Cigoek Gumulung Lebak tempat dimana Buyut Maijah berdakwah yaitu MTs Al-Maijah. Konon menurut masyarakat setempat karena kebesaran namanya ketika wafat jasad buyut Maijah di digiring secara berantai tanpa henti oleh masyarakat yang berjajar dari Gumulung Lebak hingga ke makbaroh Panyamunan Desa Putat yang jaraknya sekitar 4,8 km. Sayangnya informasi tentang perjalanan hidup dan dakwah Buyut Maijah tidak banyak ditemukan, jejak yang tersisa tinggal patilasan dan cerita dari masyarakat sekitar yang masih memiliki jalur silsilah.
Sementara itu, tausiyah yang diisi oleh Dr. KHR. Tatang Astarudin selaku pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Al-Islami Kota Bandung yang juga merupakan anggota Badan Wakaf Indonesia menekankan akan kerukunan antar sesama keluarga dengan saling mengukir jejak dalam menapaki jalan kehidupan. Salahsatu jejak tersebut adalah wakaf, jika setiap individu memiliki gairah untuk berwakaf maka potensi konflik antar sesama keluarga yang ditimbulkan oleh perebutan warisan dapat diminimalisir.
Maka acara Haul & Halal bi Halal Banu Maijah tidak sebatas agenda silaturahmi semata tetapi upaya untuk menapaki kembali jejak-jejak silsilah yang terputus karena tidak teridentifikasi oleh generasi sekarang demi menguatkan kerukunan dan meneguhkan dalam hati bahwa jalur silsilah dari keturunan orang-orang baik mesti diwariskan dengan jejak kehidupan yang baik pula.