The news is by your side.

Mengintip Data Hisab Lebaran 1438 H/2017 M

Lebaran, kalimat yang paling ditunggu oleh siapa pun, tak peduli tua, muda, terlebih anak-anak. Entah karena sudah bosan puasa atau karena rindu makan-minum plus merokok di siang hari, yang jelas memang umumnya kita semua merindukan yang namanya lebaran.

Saya tidak akan mempersoalkan itu, sedikit saja mengenai data hisab untuk awal bulan Syawal 1438 Hijriyah, yaitu hari Lebaran yang sekali lagi kita tunggu. Dengan markaz hisab lokasi PWNU Jabar (6° 55′ LS | 107° 37′ BT | 693 dip), berikut adalah data dari beberapa metode hitung:

MetodeSullam al-NayraynFath al-Ra’uf al-MananBadi`ah al-MitsalAl-Khulashah al-WafiyahEphemerisMoon Calc
Ijtima`Sabtu Kliwon, 24 Juni 2017 (09.08  WIB)Sabtu Kliwon, 24 Juni 2017 M. (09.46  WIB)Sabtu Kliwon, 24 Juni 2017 (08.19  WIB)Sabtu Kliwon, 24 Juni 2017 (09.25  WIB)Sabtu Kliwon, 24 Juni 2017 (09.33  WIB)Sabtu Kliwon, 24 Jun 2017 (09.32  WIB)
Ghurub al-Syams17.42 WIB17.42 WIB17.42 WIB17.42 WIB17.42 WIB17.47 WIB
Irtifa` Hilal4°21′4°2′4°17′4°16′3°52′3°44′
Umur Bulan8 j 34 m7 j 56 m9 j 23 m8 j 17 m8 j 19 m8 j 15 m

 

Memperhatikan data tersebut, baik dari metode hitung taqrîbiy (Sullam, Fath al-Ra’ûf), tahqîqiy (Badî`ah al-Mitsâl, Al-Khulâshah), kontemporer (Ephemeris, Moon Calc), semuanya menunjukkan bahwa pada saat terbenam selepas ijtimak (konjungsi), ketinggian hilal saat matahari terbenam adalah di atas 2°. Artinya, jika merujuk kategori imkan rukyah (visibilitas hilal) yang jadul (ditetapkan MABIMS dari tahun 1998), yaitu minimal tinggi hilal 2°, elongasi (sudut lengkung bulan-matahari) 3°, dan umur bulan 8 jam, maka meski hilal tidak terlihat (umumnya karena cuaca/kondisii alam yang tidak mendukung), maka dapat dipastikan sejak maghrib tersebut sudah masuk awal bulan baru, alias lebarannya jadiiiii……tanggal 25 Juni 2017, hari Minggu.

Adapun jika ingin sedikit lebih realistis, maka dengan kriteria baru yang diinisiasi LAPAN (2010) yang ditawarkan sebagai kriteria kalender hijriyah global dengan markaz Indonesia, yaitu minimal tinggi hilal 3°, elongasi 6.4°, sedikit agak keteteran, karena meski tinggi hilal di atas 3°, namun elongasinya ternyata cuma 5° 20′. Kalau begitu apakah lebarannya akan diundur ke tanggal 26 Juni, alias puasanya digenapkan 30 hari?

Jawabannya belum pasti, karena meski demikian, yaitu kriteria imkan rukyah yang realistis masih belum terpenuhi, biasanya….iya biasanya, sekali lagi “biasanya”, laporan rukyah hilal hampir bisa dipastikan akan ada, minimal dari Cakung…hehe

Walhasil, kita sebagai warga yang cinta NKRI, patut taat kepada Pemerintah, yang insyaallah tidak akan menyesatkan warganya. Dengan kata lain, kita tunggu saja hasil sidang itsbat di magrib malam minggu itu. Tapi yakinlah kita akan lebaran bareng, yaitu 1 Syawal…..

 

Sukasari Indah, malam 21 Ramadlan 1438 H

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.