NASAB “NASIB” HABIB
Ayik Heriansyah, Pengurus LD PWNU Jabar – Habaib dihormati dan dicintai karena ada darah Rasulullah saw di dalam diri mereka. “Bagi (warga) Nahdlatul Ulama, menghormati dan mencintai habaib itu min waajibatil Islamiyyah (termasuk yang diwajibkan dalam agama Islam),” tegas Kiai Said di tengah puluhan Habaib se-Jabodetabek bersilaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus mengikuti acara Maulid Nabi Muhammad, Rabu (16/3/2016).
Panggilan “Habib” bentuk penghormatan masyarakat Indonesia kepada keturunan Nabi Muhammad saw yang mewarisi ilmu dan akhlak-nya. Di antara akhlak Rasulullah saw yang agung dan mulia adalah Beliau saw amat sangat cinta dan belas kasihan kepada umatnya. Sebagaimana yang direkam di dalam al-Qur’an dua ayat terakhir surat al-Taubah.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Artinya: Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS. Al-Taubah: 128-129).
Buku lain :