Nasihat dari Melihat
Nasihat tak semuanya adalah apa yang kita dengar.
Nasihat juga bisa kita dapatkan, dari kemampuan kita dalam melihat suatu hal, yang mana dari sana kita bisa mengambil pelajaran langsung bagi diri kita.
Nasihat secara visual, dari apa yang kita lihat, seharusnya bisa membuat kita jadi lebih awas, peka, dan terketuk untuk mampu melakukan hal baik yang bisa kita lakukan.
Mata sebagai anugrah terbesar bagi terbangunnya kesempurnaan manusia, mampu melihat apapun yang ada dalam jangkauan mata kita. Maka jangan sekali-sekali mengecilkan arti dari kemampuan anugrah terbesar pada kita dengan bisa melihat.
Lihatlah apa yang terjadi.
Cernalah apa yang sudah kita lihat.
Adakah hal baik yang bisa kita ambil.
Lalu adakah pesan yang bisa kita tangkap ,dari kesan yang sudah masuk sebagai persepsi, dari hasil pandangan kita tadi melihat.
Bisa kah kita ambil hikmah pembelajarannya ?
Ya, Itulah amalan mata yang bisa kita lakukan.
Melihat hal baik dari pesan-pesan yang bisa kita tangkap dengan mata kita.
Mata merupakan pisau bedah pertama yang bisa kita gunakan dalam melihat, mengamati, dan mendapatkan pelajaran terbaik, dari apa yang kita lihat.
Maka gunakan sebaik mungkin anugrah mata kita dengan kemampuan melihat hal-hal yang bisa mendekatkan diri kita pada keimanan.
Dalam pandangan mata ada keindahannya Allah.
Dalam tatapan mata ada hamparan keagungan nya Allah.
Dari setiap apa yang kita lihat, ada kemaha kuasaannya Allah.
Seperti apa pun cara kita melihat, ketika pandangan kita dibarengi rasa iman, syukur, dan cinta, maka ada ‘Allah’ dalam setiap pandangan mata kita, yang Allah hadirkan sebagai penguat keimanan kita.
Carilah nasehat visual dari kejadian yang kita lihat.
Dapatkan hikmah dari peristiwa yang kita lihat.
Jadikan pembelajaran jika Allah menarik penglihatan kita, pada satu hal yang akan menghadirkan ilmu dan kebaikan pada diri.
Cara Allah mengajari dan memberi ilmu ada pada kemampuan awal dari kemampuan melihat.
Seperti halnya Nabi Ibrahim ketika ia ingin mengetahui Tuhan nya…
Ia melihat dan mengamati.
Seperti Musa yang diminta jangan berkomentar dan cukup menyaksikan dan melihat apa yang Nabi Khidir lakukan.
Seperti pada peristiwa Miraj saat Nabi diperlihatkan kehidupan di Surga dan Neraka dalam perjalanannya, menemui Allah.
Melihat, melihat, dan melihat.
Sebuah fenomena luarbiasa, yang rahasianya adalah adanya ilmu disana.
Maka, jaga mata kita !
Jaga pandangan kita, lihatlah hal baik, lihatlah hal yang bermanfaat.
Ilmu dan rahasianya, sudah ada pada apa yang Allah hamparkan.
Tugas kita melihat, mengamati, dan mendapatkan kebaikan dari apa yang Allah sudah siapkan untuk kita itu, sebagai ilmu yang hak nya, Allah simpan pada mata. Sehingga dengan persaksian kita, dari melihat itulah kita oleh Allah di buat menjadi pintar, berilmu, dan beriman, Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn