Ngaji Kitab Al-Hikam bersama KH. Asep Mukhtar Rifa’i Banjaran : Hikmah ke-21
طلبك منه اتهام له
“Permohonanmu kepada Allah [disertai anggapan jika tidak meminta, maka tidak diberi] adalah sebuah kecurigaan kepada-Nya. ”
Curiga untuk sesuatu yang beralasan masih bisa dimengerti. Tapi curiga tanpa alasan, alias ujug-ujug curiga, adalah tanda ketololan diri. Lho iya, gimana nggak disebut tolol, kagak minta aja, Allah kasih seluruh kebutuhan kita. Jadi, yang kemaren-kemaren itu pemberian siapa? Nafasmu, tenagamu, makananmu? Emang kita pernah minta oksigen, emang kita pernah minta garam? Semuanya disediakan. Eh, ketikq ditanya ‘kenapa nggak mau berdoa’, jawabannya ‘ngapain berdoa, belum tentu dikasih. ‘ lagu kita sumbang nan sombong.
طلبك له غيبة منك عنه
“Permohonanmu kepada Allah [saat tidak ada menemukan solusi] adalah bukti ketidakhadiranmu bersama Allah. ”
Yang ini ketololan berikutnya. Diri kita ini tahu dengan keterbatasan dalam segala hal, tapi lebih banyak nggak menyadarinya. Nah, kalo udah mentok, bingung cari solusi, otak buntu, kerabat nggak ada yang nulungin, baru lari ke Allah. Jadi, kita fikir selama ini Tuhan itu nggak ada. Dia terjaga dan mengawasi makhluk selamanya, sepanjang waktu.
طلبك لغيره لقلة حيائك منه
“Permohonanmu kepada selain Allah disebabkan sedikitnya rasa malu darimu kepada-Nya. ”
#ini lebih tolol lagi. Minta kepada selain Allah. Emang ada orang yang mau dan bisa memenuhi kebutuhan kita? Emang ada selain Allah yang sudah berjasa kepada kita? Betul-betul tak tahu diri alias tak punya malu diri ini.
طلبك من غيره لوجود بعدك له
“Permohonanmu pada selain Allah karena jauhnya dirimu dari-Nya.”
Inilah puncak ketololan kita. Bukannya mendekat malah menjauhi-Nya, bukannya malah mengakrabkan diri malah memusuhi-Nya, bukannya mencari perhatian malah mengundang amarah-Nya. Bagaimana mungkin orang seperti ini layak dilimpahi anugerah? Bukankah Rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat kebajikan?
semoga Allah menjauhkan diri ini dari ketololan-ketololan ini. Amin
(7:58/210118)