Ngaji Kitab Al-Hikam bersama KH. Asep Mukhtar Rifa’i Banjaran : Hikmah ke-40
لا ترحل من كون إلى كون فتكون كحمار الرحا يسير والمكان الذى ارتحل إليه هو الذى ارتحل منه
“Jangan pergi dari suatu keadaan menuju keadaan yang sama! Hal itu seperti keledai penggilingan yang berjalan, sedangkan tempat perjalanannya adalah tempat yang sama saat awal berjalan”
ولكن ارحل من الأكوان إلى المكون وإن إلى ربك المنتهى
Tetapi, pergilah dari beragam keadaan menuju Sang Pencipta. ‘Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmu akhir tujuan.'”
Poros perputaran dan perjalanan hidup kita ini diikat dengan uang. Untuk menjadi apapun, uang yang menjadi tujuan utama. Setelah uang dapet, baru popularitas dan kehormatan. Jadi, kita ini tidak benar-benar sedang melakukan perjalanan. Kita ini berjalan di tempat. Menjadi mubalig, amplop yang dikejar. Tanpa peduli apakah jamaah menjadi baik atau sebaliknya. Menjadi pegawai, gaji yang ditunggu. Tapi kerja tak maksimal. Demikian juga menjadi pejabat publik atau politisi.
Jika perputaran hidup seperti itu, lama-lama kita jadi pusing , cape, muntah, sakit, kemudian mati. Habis mati, nggak bawa apa-apa, dan nggak jadi siapa-siapa.
Ayo, disisipkan sebagian uang itu untuk keadaan lain yang lebih abadi, mulia dan membahagiakan. Jadikan uang kita, tentu harus halalan thoyyiban, menjadi jalan dan kendaraan menuju Allah. Agar kehormatan dan jabatan di dunia tetap terbawa dan disandang dalam kehidupan mendatang.
(07.31/130218)