NU sebagai Kekuatan ‘Civil Society’

“Negara besar seperti apapun harus bergandengan dengan kekuatan civil society. Nah di Indonesia alhamdulillah struktur masyarakat Indonesia ini jelas, ada NU, Muhammadiyah.”
Hal itulah yang diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menerima kunjungan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Menurutnya, hal tersebut merupakan kelebihan Indonesia sebagai negara besar mengingat kejelasan struktur sosialnya. “Itu kebesaran kita, kelebihan kita daripada Timur Tengah yang tidak punya struktur sosial. Kita ini punya struktur sosial sebagai pilar yang akan bersama-sama TNI dan Polri dan seluruh komponen untuk menjaga keutuhan bangsa ini,” jelas Kiai Said.
Lebih lanjut, Kiai Said juga menjelaskan bahwa penjagaan dari ancaman ekstremisme juga harus melalui budaya dengan melibatkan seluruh elemen bangsa.
“Tidak hanya dengan senjata, tidak hanya dengan uang, ekonomi, tapi juga harus dengan budaya dan semua stakeholder dalam bangsa ini harus bersama-sama menghadapi tantangan yang sangat berat ini,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
Oleh karena itu, PBNU, lanjutnya, selalu siap bersama TNI untuk menghadapi berbagai tantangan negeri. “Kami siap selalu bersama TNI. Dari dulu sebetulnya. NU selalu bersama TNI, bersama konstitusi menjaga mengawal yang sekarang kita kenal sebagai empat pilar tadi,” katanya.
“Kita kan selalu siap, NU dengan segala komponennya, baik pemudanya, ulamanya, pelajarnya mahasiswanya, ahli tarekatnya siap menjaga dan mengawal NKRI dari ideologi yang masuk dari asing,” pungkasnya.
Sumber : NU Online