Pelantikan Pengurus MWC NU Cibiuk Kabupaten Garut 2019-2024
Minggu, 13 Januari 2019 bertempat di halaman kantor MWC NU Cibiuk kabupaten Garut dilaksanakan pelantikkan Pengurus MWC NU Cibiuk Kab. Garut priode 2019-2024. Dalam acara tersebut dilantik Ketua Tanfidziyah MWC NU Cibiuk Kab. Garut, Ust. Hapid Ali, M.Pd dan Rois Syuriah terpilih yaitu Kiayi Entep Jalaludin.
Pelantikan tersebut di lantik oleh Rois Syuriah PC NU Garut dan dihadiri oleh semua banom NU, berbagai Ormas Islam, Instansi Pemerintah, Pesantren, DKM Mesjid se-kecamatan Cibiuk beserta tamu undangan dari beberapa pengurus MWC di Kab. Garut. Termasuk di hadiri oleh jajaran pengurus PC NU Garut beserta Mustasyar NU Garut (K.H. Tontowi Jauhari, MA putra dari Prof. K.H. Musadad pendiri IAIN Sunan Gunung Djati Bandung) yang mengisi tausiyah dalam kegiatan tersebut.
Tema dari kegiatan pelantikan dan Harlah NU tersebut diarahkan pada peran Kiayi NU dalam penguatan Kebangsaan dan Keislamam yang berlandaskan Islam Ahlussunnah waljama’ah.
Seperti halnya yang disampaikam dalam tausiyah K.H. Tontowi Jauhari MA, bahwa peran Kiayi NU dalm konteks saat ini harus turun lapangan dalam pendampingan dan penguatan nilai2 spiritualitas keislaman dan kemanusiaan yang saling menghormati antar sesama terhadap umat sehingga bisa dimana kehadiran Kiayi NU terasa dan sangat bermanfaat terhadap masyarakat dalam berbagai aspek kebutuhan saat ini termasuk kepercayaan masyarakat hrs di kuatkan kembali sehingga Kiayi NU menjadi central dalam bagi masyarakat dalam menjawab berbagai problematika sosial.
Melihat dari keprihatinan saat ini, menurut saya (Hapid Ali) bahwa tugas kiayi mempunyai dua fungsi:
- Peran kiayi NU harus turun gunung secara langsung bersentuhan dengan umat dalam pendampingan baik dalam penguatan aspek keislaman yang memberikan wajah tasamuh, tawasuth, ta’adul, dan tarhamiah begitu juga dalam pendampingan pada penguatan tatanan sosial sehingga kehadiran Kiayi NU tetap merupakan peran penting dalam menjawab kegelisahan masyarakat.
- Peran Kiayi NU harus turun gunung dalam penguasaan media sosial sehingga mereka bisa memberikan sumbangsih pemikiran keislaman yang Rahmatan Lil Alamin baik melalui tulisan atau lisan hadir di tengah2 publik dan bisa menguasai media soial dalam ranah teknologi jangan sampai yang yang berperan penuh dalam media sosial itu Tokoh Agama yang membawa pada ranah radikalisme baik secara pemikiran dan tindakan
Dalam kontek era modern ini distorsi Peran Kiayi sudah seharusnya di fokuskan pada dua ranah tersebut sehingga secara kultural nilai kemanusiaan akan terbina dan terjaga dan secara pengembangan pemikiran yang rahmatan lil alamin dapat teraktualisasikan melalui pendekatan media tekhnologi sebagai alat dalam publikasi Islam Ahlussunnah Waljama’ah Anahdliyah yang Rahmatan Lil alamin.