PENTINGNYA MODERASI BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA
Oleh: Rd Halli Mahfudz Mahalli
Apa itu moderasi beragama?
Kenapa moderasi beragama ini sangat penting di dalam kehidupan?
Sebelum lebih lanjut membahas tentang moderasi beragama, mungkin selalu ada pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di dalam pikiran kita perihal moderasi beragama. Terutama bagi kaum anak muda sekarang atau generasi Z saat ini. Mereka belum tentu semuanya bisa memahami apa itu moderasi beragama dan bagaimana mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kemenag RI: Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-lebihan ketika mengimplementasikan ke dalam sebuah kehidupan.
Terlepas dari pengertian moderasi beragama ini sebenarnya banyak sekali pemahaman-pemahaman atau cara pandang seseorang terhadap suatu agama dan cara mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kita sering mendengar tiga kata yang memiliki istilah berbeda, yaitu: radikal, moderat, dan liberal.
Apa itu radikal?
Apa itu moderat?
Dan apa itu liberal?
Serta apa hubungannya dengan moderasi beragama dan kaum anak muda saat ini?
Radikal ini merupakan sebuah pemahaman atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial politik dengan cara kekerasan. Paham tersebut mengacu kepada sikap ekstrem dalam aliran politik. Radikalisme ini seringkali dikaitkan dengan agama terutama agama islam, sebab adanya fundamentalisme.
Fundamentalisme ini sering digunakan oleh kalangan akademisi maupun media masa yang merujuk kepada gerakan-gerakan islam politik yang berkonotasi negatif. Sedangkan perspektif islam sendiri radikalisme ini tidak diperbolehkan, sebab agama islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin.
Selanjutnya kita bahas apa itu moderat? Moderat jika kita pahami secara KBBI itu merupakan jalan tengah. Maksudnya jika di dalam Beragama moderat ini adalah perwujudan Islam yang berkarakter memiliki pemikiran dan sikap keagamaan yang tidak ekstrem atau menghindari kekerasan.
Beberapa karakter Islam yang Moderat :
- Memiliki sikap terbuka berarti kita mau mendengarkan dan menerima masukan-masukan dari orang lain. Istilah lainnya dapat dikatakan Open Mind.
- Mampu berpikir rasional berarti kita mampu berpikir dan bertindak tidak sewenang-wenang dalam artian harus sesuai dengan logika dan penalaran manusia. Istilah lainnya itu adalah masuk akal dan tidak cacat logika.
- Rendah hati, hal ini sangat penting untuk kita terapkan di dalam kehidupan sehar-hari. Istilah lainnya itu tawadhu, hal ini sangat dianjurkan dan perintahnya itu terdapat dalam Al-Qur’an Qs. Al-Hijr: 88.
“Jangan sesekali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka dan bersikap rendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang beriman.”
- Memikirkan manfaat, di sini memikirkan manfaat itu bukan berarti kepada untung dan rugi, melainkan kepada kualitatif dan kualitas sesuatu hal. Selain itu pun penting sekali bagi orang-orang yang memiliki ilmu itu untuk memanfaatkan ilmunya dengan sebijak mungkin dan supaya terasa manfaatnya baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.
Setelah kita memahami apa itu radikal dan moderat, yang harus kita pahami juga yaitu paham liberalisme dalam beragama. Di mana paham liberalisme ini merupakan paham tradisi keagamaan yang merangkul secara teologis dan mendorong kebebasan pribadi ataupun kelompoknya di dalam sebuah konsepsi beragama.
Lalu apa kaitannya radikal, moderat, dan liberalisme ini dengan moderasi beragama serta peran anak muda saat ini? Moderasi beragama ini sangat penting bagi kehidupan kita, sebab moderasi ini merupakan jalan tengah terhadap pemahaman-pemahaman yang telah dijelaskan di atas tadi.
Moderasi ini pula merupakan jalan tengah dalam memahami dan mengamalkan agama islam di antara tatharruf tasyaddud (ekstrem keras radikal, ekstrim kanan) dan tatharruf tasahhul (ekstrem meremehkan, ekstrem kiri), antara irfath (terlalu berlebihan) dan tafrith (terlalu berkekurangan), antara ekstrem eksklusif kebenaran tunggal dan ekstrem semua benar, antara ekstrem lahiriah dan batiniah, antara ekstrem absolutism dan ekstrem relativisme, antara ekstrem tekstual yang terlalu kaku dan ekstrem kontekstual yang terlalu lentur, moderasi ini sebagai jalan tengahnya.
Adapun indikator dalam moderasi beragama itu adalah: tawasuth (pertengahan), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i’tidal (konsisten, tegas dan berlaku adil). Oleh sebab itu, moderasi beragama menjadi kian penting bagi anak muda untuk bisa hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Cara pandang, cara bersikap, dan cara kita berperilaku haruslah mengambil jalan tengah-tengah, bertindak secara adil, dan tidak ekstrem ketika di dalam beragama. Jangan sampai kita lebih pro terhadap sisi kanan, dan kontra terhadap sisi kiri. Di antara kiri dan kanan itu, kita harus berada di tengah-tengah. Selain itu dengan moderasi beragama ini agar dalam mengimplementasikan sesuatu itu sesuai dengan esensinya dan dapat berfungsi menjaga harkat dan martabat manusia itu sendiri, peradaban manusia pun tidak akan musnah akibat konflik yang di latar belakangi oleh agama, serta moderasi beragama ini dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat keindonesiaan dengan cara memelihara budaya lama yang baik, dan mengambil budaya baru yang lebih baik.
Penulis merupakan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Biologi